Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta, sesi Kamis sore naik tajam menembus level Rp9.050 per dolar AS menjadi Rp9.047/9.050 dibanding penutupan sebelumnya Rp9.078/9.080 per dolar AS atau menguat 31 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta mengatakan, rupiah naik tajam, karena pelaku pasar membeli rupiah dalam jumlah yang besar. Membaiknya rupiah didukung oleh tingginya arus masuk modal dari investor asing ke pasar modal yang memicu pelaku lokal membeli rupiah lebih banyak, katanya. Rupiah, menurut dia, diperkirakan akan bisa menembus bawah level Rp9.000 per dolar AS, meski pada level tersebut Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan menahannya untuk menjaga eksportir tidak merugi. BI menilai posisi rupiah pada level Rp9.000 per dolar AS masih cukup aman bagi eksportir, katanya. Pelaku pasar, katanya, membeli rupiah akibat tutupnya pasar uang di berbagai negara Asia, seperti Jepang dan China, karena hari libur nasional dua hari (Kamis dan Jumat). Mengenai dolar AS, ia mengatakam, dolar AS di pasar dunia naik terhadap yen yang didukung data manufaktur AS yang tumbuh menguat. Dengan menguatnya data manufaktur AS itu, peluang Bank sentral AS (The Fed) untuk menurunkan suku bunganya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi akan semakin besar, ucapnya. Dolar AS terhadap yen mencapai 120,19 yen dari sebelumnya 120,09, Euro menjadi 163,32 yen dan euro terhadap dolar AS dari 1,3592 turun menjadi 135,86. Sementara itu Bank Sentral Jepang (BoJ) untuk memicu pertumbuhan ekonominya berencana akan menaikkan suku bunganya dari 0,25 persen menjadi 0,50 persen. Selain itu juga untuk mendorong mata uangnya yen yang dalam beberapa bulan ini cenderung melemah terhadap dolar AS, demikian Kostaman Thayib. (*)