Ambon (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprioritaskan pembangunan pembangkit listrik panas bumi atau geotermal sesuai potensi yanga ada di perbatasan Desa Suli dan Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, kata Gubernur Maluku, Said Assagaff.

"Kepala Negara saat meninjau proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Waai pada 9 Februari 2017 mengarahkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, agar memanfaatkan potensi geotermal di Desa Suli dan Tulehu sebagai terobosan energi listrik terbarukan," ujarnya di Ambon, Rabu.

Pertimbangan Presiden Jokowi, menurut dia, karena PLTU Waai yang dirancang berkapasitas 2 X 15 Mega Watt (MW) itu termasuk proyek PT PLN Persero yang mangkrak.

"Saat itu ditanya Presiden soal PLTU mau dilanjutkan atau tidak? Saya jawab tidak karena mempertimbangkan bahan baku PLTU, yakni batu bara harus dipasok dari Kalimantan, dan itu tidak efisien," ujarnya.

Desa Tulehu dan Suli memiliki potesi geotermal yang strategis. Bahkan, Menteri ESDM Ignasius Jonan menjelaskan bahwa di bawah tanah yang diinjak Presiden Jokowi dan rombongan saat berada di Ambon berpotensi geotermal berkapasitas 100 MW.

"Presiden langsung menginstruksikan PLTU dihentikan pembangunannya, dan dialihkan untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga geotermal," ujar Assagaff.

Oleh karena itu, ia mengemukakan, proses pembebasan lahan untuk pembangkit listrik tenaga geotermal itu difasilitasi sehingga pembangunan sesegera mungkin direalisasi.

"Minimal pada 2017 pembangkit listrik tersebut sudah bisa dibangun agar terpenuhi kebutuhan listrik masyarakat," katanya.

Berkaitan dengan pemanfaatan kapal pembangkit listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP) Aradeniz Powership Zeynep Sultan berkapasitas 60 megawatt (MW) di wilayah kerjanya, ia pun menjelaskan bahwa saat ini masih dalam pelayaran dari Turki.

"Mudah-mudahan kapalnya sudah tiba pada akhir Maret 2017 sehingga sesuai jadwal April 2017 bisa dioperasikan karena jaringannya sudah terpasang," demikian Said Assagaff.