Jasad 74 migran terdampar di pantai Libya
22 Februari 2017 15:14 WIB
Kaki seorang imigran menyembul dari selimut termal di atas bekas kapal pukat nelayan Golfo Azzuri setelah diselamatkan bersama imigran lainnya, termasuk anak-anak dan wanita hamil, oleh LSM Spanyol Proactiva Open Arms dari rakit yang mengapung tanpa kendali di tengah Laut Mediterania, 36 mil laut pesisir Libya, Selasa (3/1/2016). (REUTERS/Yannis Behrakis/djo/16)
Harcha, Libya (ANTARA News) - Jasad 74 migran yang tenggelam di Mediterania saat berusaha mencapai Eropa terdampar di sebuah pantai di sebelah barat ibu kota Libya, Tripoli, menurut Bulan Sabit Merah pada Selasa (21/2).
Warga desa Harcha, di luar Zawiya, 45 kilometer dari Tripoli, memberi tahu layanan darurat setelah menemukan sebuah perahu rusak dengan jasad orang di dalamnya di pantai itu, kata Bulan Sabit Merah.
Jasad lainnya ditemukan di tempat lain di pantai dan diduga masih banyak jasad lain di laut. Barisan panjang kantung jenazah hitam putih tampak berjajar dekat pinggir perairan.
"Kami tidak punya kendaraan layak untuk mengantar jenazah yang tidak bisa diidentifikasi ke pemakaman untuk dikuburkan," kata kelompok itu.
"Beberapa jenazah masih di pantai dan yang lain belum bisa kami jangkau masih mengapung di pantai."
Organisasi Internasional untuk Migrasi (Organization for Migration/IOM) mengatakan perahu tersebut dilaporkan tenggelam pada Minggu, menyebabkan 100 orang tewas.
"Pedagang dilaporkan mencuri mesinnya dan membiarkannya terapung," kata IOM sebagaimana dikutip AFP.
"Satu penyintas, yang dilaporkan dalam keadaan koma, dibawa ke rumah sakit."
IOM menyatakan bahwa jika dikonfirmasi, kematian itu akan menambah jumlah imigran yang tewas saat berupaya menyeberangi Mediterania tahun ini menjadi 365.
Menurut lembaga itu 187 migran diselamatkan dari Zawiya pada Sabtu, dan sekarang ditahan di pusat penahanan.
Tragedi itu diyakini merupakan yang terburuk sejak 180 orang diperkirakan meninggal dunia pada 14 Januari, ketika satu kapal migran terbalik di lepas pantai Libya.
Sejak itu, ratusan orang ditarik dari perairan utara negara Afrika tersebut, termasuk 700 orang pada 30 Januari saja di sebelah barat kota Sabratha. (mu)
Warga desa Harcha, di luar Zawiya, 45 kilometer dari Tripoli, memberi tahu layanan darurat setelah menemukan sebuah perahu rusak dengan jasad orang di dalamnya di pantai itu, kata Bulan Sabit Merah.
Jasad lainnya ditemukan di tempat lain di pantai dan diduga masih banyak jasad lain di laut. Barisan panjang kantung jenazah hitam putih tampak berjajar dekat pinggir perairan.
"Kami tidak punya kendaraan layak untuk mengantar jenazah yang tidak bisa diidentifikasi ke pemakaman untuk dikuburkan," kata kelompok itu.
"Beberapa jenazah masih di pantai dan yang lain belum bisa kami jangkau masih mengapung di pantai."
Organisasi Internasional untuk Migrasi (Organization for Migration/IOM) mengatakan perahu tersebut dilaporkan tenggelam pada Minggu, menyebabkan 100 orang tewas.
"Pedagang dilaporkan mencuri mesinnya dan membiarkannya terapung," kata IOM sebagaimana dikutip AFP.
"Satu penyintas, yang dilaporkan dalam keadaan koma, dibawa ke rumah sakit."
IOM menyatakan bahwa jika dikonfirmasi, kematian itu akan menambah jumlah imigran yang tewas saat berupaya menyeberangi Mediterania tahun ini menjadi 365.
Menurut lembaga itu 187 migran diselamatkan dari Zawiya pada Sabtu, dan sekarang ditahan di pusat penahanan.
Tragedi itu diyakini merupakan yang terburuk sejak 180 orang diperkirakan meninggal dunia pada 14 Januari, ketika satu kapal migran terbalik di lepas pantai Libya.
Sejak itu, ratusan orang ditarik dari perairan utara negara Afrika tersebut, termasuk 700 orang pada 30 Januari saja di sebelah barat kota Sabratha. (mu)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: