Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyerap dana sebesar Rp6,01 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada Selasa dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp10,3 triliun.

Keterangan pers tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menyebutkan jumlah dana diserap Rp6,01 triliun itu berasal dari seri SPNS08082017, PBS013, PBS014, PBS011 dan PBS012.

Jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS08082017 mencapai Rp2,5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,50319 persen dan imbalan secara diskonto.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 8 Agustus 2017 sebesar Rp4,53 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 5,34375 persen dan tertinggi 6,5 persen.

Jumlah dimenangkan untuk seri PBS013 sebesar Rp2,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,08955 persen dan tingkat imbalan 6,25 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2019 ini mencapai Rp3,32 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 6,96875 persen dan tertinggi 7,53125 persen.

Selain itu, jumlah dimenangkan untuk seri PBS014 sebesar Rp0,165 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,44995 persen dan tingkat imbalan 6,5 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2021 ini mencapai Rp0,5 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,40625 persen dan tertinggi 7,59375 persen.

Untuk seri PBS011, jumlah dimenangkan mencapai Rp0,48 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,87984 persen dan tingkat imbalan 8,75 persen.

Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2023 ini mencapai Rp1,19 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,81250 persen dan tertinggi 7,96875 persen.

Pemerintah tidak memenangkan seri PBS012 meski penawaran yang masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 November 2031 ini mencapai Rp0,834 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 8,31250 persen dan tertinggi 8,40625 persen.

Jumlah dimenangkan sebesar Rp6,01 triliun ini melebihi target indikatif yang ditetapkan sebelumnya yaitu Rp6 triliun. Penjualan Sukuk itu ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2017.