Demak (ANTARA News) - Perum Bulog Divisi Regional Jawa Tengah berupaya memaksimalkan alat oven atau "drying" untuk menurunkan kadar air pada gabah.

"Driying ini dapat menurunkan kadar air pada gabah yang sebelumnya di kisaran 25 persen menjadi 14 persen," kata Kepala Bidang Pengadaan Perum Bulog Divre Jawa Tengah Ismoyo Dwi Djantoro di sela pantauan pembelian gabah kering panen di Gudang Bulog Katonsari, Kabupaten Demak, Selasa.

Sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres), maksimal kadar air untuk gabah kering panen yang masuk ke gudang Bulog yaitu 25 persen. Harga yang diberikan untuk gabah kering panen di atas alat angkut di depan gudang Bulog Rp3.750/kg, sedangkan harga di penggilingan Rp3.700/kg.

Dia mengadakan proses pengeringan dilakukan sekitar 8 jam untuk bisa memperoleh kadar air maksimal 14 persen atau disebut gabah kering giling.

Selanjutnya, gabah kering giling tersebut melalui proses penggilingan untuk menjadi beras hingga mencapai derajat sosok minimal 95 persen. Baru selanjutnya gabah yang telah menjadi beras tersebut siap masuk ke gudang beras Bulog.

Sedangkan jika mitra kerja ingin menjual gabah dalam bentuk gabah kering giling, untuk harga di atas alat angkut di depan pintu gudang Bulog sebesar Rp4.650/kg. Untuk harga gabah kering giling di penggilingan Rp4.600/kg.

Sementara itu, mengenai cuaca sendiri Ismoyo mengatakan tidak memengaruhi kualitas gabah maupun beras yang masuk ke gudang Bulog karena Bulog tetap berpegangan pada inpres.

Meski demikian, diakuinya kondisi cuaca saat ini memberikan pengaruh pada volume serapan beras pada saat ini. Berdasarkan data, dalam sehari penyerapan gabah dan beras oleh gudang Bulog hanya sebesar 600 ton.

"Sebetulnya ini sudah meningkat, awal tahun penyerapannya hanya sekitar 300 ton/hari. Angka ini meningkat lagi apabila cuaca meningkat," katanya.

Sedangkan total kontrak dengan mitra kerja pada bulan ini sebesar 9.137 ton. Sebagai rincian, untuk Subdivre Semarang nilai kontrak sebanyak 1.842 ton sedangkan realisasinya 787 ton.

Subdivre Pati dari kontrak 1.965 ton realisasi 783 ton, Subdivre Surakarta kontrak 1.990 ton realisasi 864 ton, Subdivre Banyumas kontrak 260 ton realisasi 3 ton, Subdivre Kedu kontrak 260 ton realisasi 82 ton, dan Subdivre Pekalongan kontrak 820 ton realisasi 503 ton.

"Masih banyak dari kontrak yang belum terealisasi karena mitra kerja masih terkendala untuk proses pengeringannya," katanya.

Sementara itu, dia mengatakan total penyerapan beras oleh Bulog sejauh ini sudah mencapai 3.000 ton.