Nairobi (ANTARA News) - Dua badan PBB pada Senin (20/2) memperingatkan kekurangan akut dalam bantuan pangan mempengaruhi tak kurang dari dua juta pengungsi di 10 negara Afrika.

Di dalam satu pernyataan bersama, Program Pangan Dunia (WFP) dan Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) memperingatkan kekurangan tersebut dapat bertambah parah dalam beberapa bulan ke depan tanpa sumber daya baru untuk memenuhi kebutuhan pangan.

"Hak untuk memperoleh makanan adalah hak dasar manusia. Kami bekerjasama dengan WFP untuk menjamin tak ada pengungsi yang tidur dalam keadaan lapar, tapi dukungan harus datang secepatnya," kata pemimpin UNHCR Filippo Grandi di dalam pernyataan itu.

Kedua badan dunia tersebut mengatakan jatah makanan telah dipangkas secara dramatis --dalam sebagian kasus sampai 50 persen-- dalam operasi besar termasuk di Kamerun, Chad, Kenya, Mauritania, Sudan Selatan dan Uganda.

Pemimpin kedua lembaga itu mengatakan pengungsi di Burkina Faso, Djibouti, Burundi dan Ethiopia telah menghadapi pengurangan komoditas termasuk makanan yang dilengkapi dengan campuran gizi, yang diperlukan untuk menjamin kualitas makanan yang layak.

"Pengungsi sangat ulet, tapi pengurangan bantuan pangan --kadangkala sebanyak 50 persen-- memiliki dampak yang menghancurkan pada kesehatan dan gizi ribuan keluarga," kata Grandi, sebagaimana dikutip Xinhua.

UNHCR dan WFP prihatin bahwa pemotongan yang berkelanjutan atas bantuan pangan akan memiliki konsekuensi parah yang berkaitan dengan perlindungan gizi sementara pengungsi berusaha mengatasinya dengan mengurangi makan, mengeluarkan anak mereka dari sekolah agar tinggal di rumah atau bekerja dan menjual aset keluarga.

Menurut UNHCR, jumlah pengungsi di Afrika hampir dua-kali lipat dari 2,6 juta pada 2011 jadi hampir lima juta pada 2016.

Kepala kedua lembaga tersebut memperingatkan kekurangan pangan akan memiliki konsekuensi buruk pada kesehatan dan perlindungan orang yang rentan, jika dukungan lebih banyak tidak segera diperoleh.

Direktur Pelaksana WFP Ertharin Cousin mengatakan donor telah sangat baik hati dalam menghadapi kebutuhan global yang tak pernah ada sebelumnya tapi menambahkan tak ada pengungsi yang layak ditinggalkan dan diberikan.

"Jutaan pengungsi bergantung atas makanan dari WFP dan pekerjaan kami ialah menangani dan mencegah gizi buruk tetap hidup. Tapi di Afrika mereka menghadapi ancaman diselimuti oleh banyak krisis besar di tempat lain," kata Cousin.

Kedua badan PBB itu menyatakan kondisi gizi para pengungsi tersebut sebelum pengurangan bantuan pangan sudah mengkhawatirkan dan sekarang bertambah parah, demikian Xinhua melaporkan.

(Uu.C003)