Mataram (ANTARA News) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mendapat penawaran kerja sama pengolahan sampah menjadi energi listrik dari perusahaan asing asal 12 negara.

"12 negara ini akan bekerja sama merancang, merakit dan membawa mesin pengolahan sampah itu apabila kerja sama sudah final," kata tim akademisi dari Universitas Mataram Prof Dr Mahyuni di Mataram, Senin.

Mahyuni yang ditemui seusai menerima rombongan investor yang merupakan konsorsium dari CPE Cell asal Korea dan Alchemy Utilities dari Finlandia, yang melakukan presentasi tentang pengolahan sampah menjadi energi listrik, menyebutkan 12 negara itu antara lain Inggris, Korea dan Finlandia dengan total nilai investasi Rp1,1 triliun.

"Untuk melaksanakan program ini, kami sudah menjadi bagian kerja sama untuk melakukan studi kelayakan dengan target sekitar satu tahun delapan bulan, dan dimulai bulan Maret," katanya.

Menurutnya, kebutuhan sampah yang akan diolah setiap hari sebanyak 1.000-2.000 ton, namun mesinnya bisa beradaptasi sendiri dengan dengan sampah yang masuk.

"Maksimal 2.000 ton minimal 200 ton, sementara volume sampah di Kota Mataram mencapai 400 ton per hari. Sementara daya listrik yang dihasilkan sekitar 10 Mega Watt," ujarnya.

Dalam kegiatan presentasi yang diikuti sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD), seperti Dinas Lingkungan Hidup, Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda), Badan Penelitan dan Pengembangan serta camat se-Kota Mataram, disebutkan dalam pengelolaan sampah ini tidak ada yang sia-sia.

Pasalnya, setelah sampah diolah menjadi energi listrik, limbahnya bisa menjadi pupuk yang bermanfaat untuk tanaman, bahkan mesin itupun bisa mengolah air sungai menjadi bersih dan bisa diminum.

"Yang terpenting adalah proses pengolahan sampah menjadi listrik ini tidak menimbulkan polusi, sehingga tidak mengganggu warga sekitar," katanya.

Untuk dapat melaksanakan program ini, pemerintah kota menyediakan dana sharing berupa lahan sekitar dua hektare yang sudah disiapkan di kawasan Kebon Talo, Kecamatan Ampenan.

"Investor yang ingin menanamkan modalnya di Kota Mataram ini telah mendalami kondisi persampahan di Kota Mataram dalam tiga tahun terakhir," katanya.

Sementara mewakili Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh, Kepala Dinas LH Kota Mataram Irwan Rahadi mengatakan bahwa pada prinsipnya Kota Mataram terbuka dengan kehadiran investor ke Kota Mataram.

Namun yang perlu diingat adalah Kota Mataram pernah beberapa kali mengalami kekecewaan akibat investor yang telah diberi ijin untuk berinvestasi di Kota Mataram justru tidak melanjutkan rencana seperti yang telah dipaparkan.

Karena itu Pemerintah Kota Mataram akan melihat terlebih dahulu sejauh mana keseriusan pihak investor sebelum memberi ijin investasi.

"Kita dalami dulu, yang penting kita yakin dulu bagaimana nantinya bisa terealisasi," katanya.