Kirab empat pusaka sambut hari jadi Banyumas
19 Februari 2017 10:34 WIB
Peserta berkostum putri adat jawa berjalan saat kirab pusaka lintas sejarah Kota Ponorogo di Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (13/10). (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)
Purwokerto (ANTARA News) - Sebanyak empat pusaka Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah dikirab dari pendopo rumah dinas wakil bupati menuju Pendopo Sipanji rumah dinas bupati untuk menyambut Hari Jadi Ke-446 Banyumas pada 22 Februari 2017.
Empat pusaka yang dikirab menyusuri Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, Minggu pagi, yaitu Tombak Kiai Genjring, Keris Kiai Gajah Endro, Keris Kiai Nalapraja, dan Kitab Stambul.
Keempat pusaka itu melambangkan kekuatan, keagungan, perjuangan, berpegang teguh pada keimanan, dan ketakwaan kepada Tuhan yang telah mengiringi perjalanan sejarah Kabupaten Banyumas.
Prosesi kirab diawali dengan upacara pemberangkatan yang dipimpin Bupati Banyumas Achmad Husein di halaman pendopo rumah dinas wakil bupati.
Usai upacara berbahasa Jawa Banyumasan itu, Bupati menyerahkan Tombak Kiai Genjring kepada salah seorang petugas yang telah ditunjuk, yakni Didik Himawan dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas untuk dikirabkan bersama tiga pusaka lainnya.
Kirab yang dipimpin oleh seorang "Manggala Yudha" (Panglima Perang) itu terdiri atas iring-iringan Pasukan Bawor (tokoh punakawan khas Banyumas), pembawa Panji Lambang Daerah, Tombak Kiai Genjring bersama umbul-umbul, serta diikuti pembawa Keris Kiai Gajah Endro, Keris Kiai Nalapraja, dan Kitab Stambul yang diikuti pasukan musik dari SMKN Banyumas dan SMK Nasional Purwokerto serta barisan pembawa foto bupati.
Pada bagian depan barisan pembawa foto bupati tampak sosok Adipati Mrapat Raden Joko Kaiman (Bupati I Banyumas) beserta istri yang diperankan oleh Kakang-Mbekayu Banyumas, dan diikuti pembawa foto bupati kedua hingga bupati ke-30.
Sedangkan Bupati ke-31 Achmad Husein dan Wakil Bupati Budhi Setiawan berada di belakangnya bersama anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), disusul barisan anggota DPRD Banyumas dan organisasi perangkat daerah.
Sesampainya di sisi selatan Alun-Alun Purwokerto, Bupati Banyumas beserta Ketua DPRD Banyumas dan anggota Forkopimda menempati panggung kehormatan untuk menyaksikan peserta kirab.
Wakil Bupati Banyumas Budhi Setiawan menuju Pendopo Sipanji untuk memimpin acara "palereman" atau penempatan kembali keempat pusaka Kabupaten Banyumas.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Banyumas Joko Wiyono mengatakan kirab pusaka merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya khas Banyumas.
Dia mengharapkan kirab pusaka yang merupakan agenda tahunan untuk menyambut Hari Jadi Banyumas itu dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
"Dengan demikian akan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Banyumas," katanya lagi.
Ribuan warga dari berbagai wilayah Banyumas tampak berjajar di sepanjang tepi Jalan Jenderal Soedirman untuk menyaksikan prosesi kirab pusaka itu.
Salah seorang warga Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas, Iyah (47) mengaku senang karena dalam dua tahun terakhir, kirab pusaka dilaksanakan pada Minggu pagi sehingga bisa mengajak anak-anaknya untuk menyaksikan acara tersebut.
"Tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan pada siang hari dan harinya tidak menentu, kadang masih hari kerja. Bahkan siang hari sering diguyur hujan," katanya pula.
Empat pusaka yang dikirab menyusuri Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, Minggu pagi, yaitu Tombak Kiai Genjring, Keris Kiai Gajah Endro, Keris Kiai Nalapraja, dan Kitab Stambul.
Keempat pusaka itu melambangkan kekuatan, keagungan, perjuangan, berpegang teguh pada keimanan, dan ketakwaan kepada Tuhan yang telah mengiringi perjalanan sejarah Kabupaten Banyumas.
Prosesi kirab diawali dengan upacara pemberangkatan yang dipimpin Bupati Banyumas Achmad Husein di halaman pendopo rumah dinas wakil bupati.
Usai upacara berbahasa Jawa Banyumasan itu, Bupati menyerahkan Tombak Kiai Genjring kepada salah seorang petugas yang telah ditunjuk, yakni Didik Himawan dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas untuk dikirabkan bersama tiga pusaka lainnya.
Kirab yang dipimpin oleh seorang "Manggala Yudha" (Panglima Perang) itu terdiri atas iring-iringan Pasukan Bawor (tokoh punakawan khas Banyumas), pembawa Panji Lambang Daerah, Tombak Kiai Genjring bersama umbul-umbul, serta diikuti pembawa Keris Kiai Gajah Endro, Keris Kiai Nalapraja, dan Kitab Stambul yang diikuti pasukan musik dari SMKN Banyumas dan SMK Nasional Purwokerto serta barisan pembawa foto bupati.
Pada bagian depan barisan pembawa foto bupati tampak sosok Adipati Mrapat Raden Joko Kaiman (Bupati I Banyumas) beserta istri yang diperankan oleh Kakang-Mbekayu Banyumas, dan diikuti pembawa foto bupati kedua hingga bupati ke-30.
Sedangkan Bupati ke-31 Achmad Husein dan Wakil Bupati Budhi Setiawan berada di belakangnya bersama anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), disusul barisan anggota DPRD Banyumas dan organisasi perangkat daerah.
Sesampainya di sisi selatan Alun-Alun Purwokerto, Bupati Banyumas beserta Ketua DPRD Banyumas dan anggota Forkopimda menempati panggung kehormatan untuk menyaksikan peserta kirab.
Wakil Bupati Banyumas Budhi Setiawan menuju Pendopo Sipanji untuk memimpin acara "palereman" atau penempatan kembali keempat pusaka Kabupaten Banyumas.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Banyumas Joko Wiyono mengatakan kirab pusaka merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya khas Banyumas.
Dia mengharapkan kirab pusaka yang merupakan agenda tahunan untuk menyambut Hari Jadi Banyumas itu dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
"Dengan demikian akan semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Banyumas," katanya lagi.
Ribuan warga dari berbagai wilayah Banyumas tampak berjajar di sepanjang tepi Jalan Jenderal Soedirman untuk menyaksikan prosesi kirab pusaka itu.
Salah seorang warga Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Banyumas, Iyah (47) mengaku senang karena dalam dua tahun terakhir, kirab pusaka dilaksanakan pada Minggu pagi sehingga bisa mengajak anak-anaknya untuk menyaksikan acara tersebut.
"Tahun-tahun sebelumnya dilaksanakan pada siang hari dan harinya tidak menentu, kadang masih hari kerja. Bahkan siang hari sering diguyur hujan," katanya pula.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: