Pemkot Padang siapkan megaproyek atasi banjir hingga 2019
18 Februari 2017 15:47 WIB
Anugerah Dana Rakca 2016. Presiden Joko Widodo (kanan) menyerahkan tanda Anugerah Dana Rakca Tahun 2016 dari Kementerian Keuangan kepada Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah (kiri) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/12/2016). Anugerah Dana Rakca merupakan penghargaan bagi provinsi atau kota/kabupaten yang berkinerja baik dalam pemanfaatan Dana Insentif Daerah, sebanyak 36 kepala daerah seIndonesia menerima anugerah tersebut. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Padang (ANTARA News) - Pemerintah Kota (Pemkot) Padang, Sumatera Barat menyiapkan megaproyek hingga 2019 untuk mengatasi permasalahan banjir yang kerap melanda daerah tersebut.
"Melalui APBN akan dibangun cekdam senilai Rp1,3 triliun, kemudian 27 embung, banjir kanal dan proyek mitigasi banjir lainnya," kata Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah di Padang, Sabtu.
Dia menyebutkan pembangunan cekdam akan dilakukan di Sungai Batang Kuranji yang dinilai menjadi sumber terbesar dari banjir yang terjadi di Padang.
Hal ini dikarenakan arus sungai tersebut cukup deras dan sungainya cukup lebar, kemudian daerah di sekitar hulu mengalami kerusakan sehingga saat hujan lebat air bah terjadi.
Cekdam ini menjadi proyek besar, ujarnya karena bukan semata untuk menahan arus air sungai, namun akan dikembangkan untuk ekonomi dan pariwisata.
Ke depan, ujar wali kota pihaknya akan membangun sarana wisata air di sekitar cekdam dan akan mengembangkan kegiatan ekonomi lainnya di sekitar daerah tersebut.
"Disamping cekdam kami menyiapkan 60 hektare lahan untuk pembangunan embung yang diperuntukkan untuk cadangan air minum, penahan banjir dan wisata," ujarnya.
Secara persuasif pihaknya juga melakukan sosialisasi terkait penjagaan daerah tangkapan air di bagian hulu sungai.
Sebab, kata dia penyebab utama terbesar banjir yakni lepasnya air ke dataran rendah akibat tidak berfungsinya hutan di bagian hulu untuk menahan air.
"Kami menggalakkan program menanam tanaman untuk revitalisasi hutan," kata dia.
Sementara itu Ketua Forum Daerah Aliran Sungai Padang, Prof Dr Isril Berd meminta kepada masyarakat untuk tidak merusak hutan guna mendukung program mitigasi pemerintah tersebut.
Beberapa hal yang perlu dihindari seperti membakar hutan atau menebang pohon untuk diambil kayunya.
"Hutan penting untuk menangkap air bila dirusak akan berakibat banjir parah," ujar dia.
"Melalui APBN akan dibangun cekdam senilai Rp1,3 triliun, kemudian 27 embung, banjir kanal dan proyek mitigasi banjir lainnya," kata Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah di Padang, Sabtu.
Dia menyebutkan pembangunan cekdam akan dilakukan di Sungai Batang Kuranji yang dinilai menjadi sumber terbesar dari banjir yang terjadi di Padang.
Hal ini dikarenakan arus sungai tersebut cukup deras dan sungainya cukup lebar, kemudian daerah di sekitar hulu mengalami kerusakan sehingga saat hujan lebat air bah terjadi.
Cekdam ini menjadi proyek besar, ujarnya karena bukan semata untuk menahan arus air sungai, namun akan dikembangkan untuk ekonomi dan pariwisata.
Ke depan, ujar wali kota pihaknya akan membangun sarana wisata air di sekitar cekdam dan akan mengembangkan kegiatan ekonomi lainnya di sekitar daerah tersebut.
"Disamping cekdam kami menyiapkan 60 hektare lahan untuk pembangunan embung yang diperuntukkan untuk cadangan air minum, penahan banjir dan wisata," ujarnya.
Secara persuasif pihaknya juga melakukan sosialisasi terkait penjagaan daerah tangkapan air di bagian hulu sungai.
Sebab, kata dia penyebab utama terbesar banjir yakni lepasnya air ke dataran rendah akibat tidak berfungsinya hutan di bagian hulu untuk menahan air.
"Kami menggalakkan program menanam tanaman untuk revitalisasi hutan," kata dia.
Sementara itu Ketua Forum Daerah Aliran Sungai Padang, Prof Dr Isril Berd meminta kepada masyarakat untuk tidak merusak hutan guna mendukung program mitigasi pemerintah tersebut.
Beberapa hal yang perlu dihindari seperti membakar hutan atau menebang pohon untuk diambil kayunya.
"Hutan penting untuk menangkap air bila dirusak akan berakibat banjir parah," ujar dia.
Pewarta: M R Denya Utama
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: