Jakarta (ANTARA News) - Musim lalu, perancang Muslim Anniesa Hasibuan menjadi berita utama karena menjadi perancang pertama yang menampilkan hijab di setiap busana koleksinya di New York Fashion Week.
Kini, ketika pilihan busana perempuan muslim menjadi perdebatan dan beberapa brand memutuskan untuk membuat pernyataan politik lewat karyanya, Anniesa kembali menorehkan sejarah.
Di tengah kontroversi terbaru soal larangan imigrasi dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, perancang Indonesia itu memutuskan menggunakan model imigran dan anak-anak generasi kedua imigran.
Meski demikian, Anniesa menyatakan karyanya ditujukan untuk perempuan Muslim, bukan reaksi politik. Dia mengatakan bahwa peragaan busananya menunjukkan bahwa "fesyen untuk semua orang."
"Saya di sini untuk membawa suara indah dari perempuan Muslim, kedamaian dan nilai universal yang bisa dibawa dari fesyen," katanya kepada kantor berita AFP.
Hanya dalam dua musim, perancang Muslim Indonesia ini telah sukses menjadikan hijab sebagai ciri khasnya, membawanya ke arus utama dan menegaskan bahwa "fesyen untuk semua orang".
"Ada keindahan dalam keragaman dan perbedaan, sesuatu yang harusnya tidak kita takuti,” imbuh dia.
Hasibuan bukan satu-satunya perancang yang berusaha mendobrak stereotipe dalam industri fesyen.
Untuk Yeezy Season 5, Kanye West mengajak model Somali-Amerika berhijab Halima Aden tampil dalam peragaan busana di New York Fashion Week.
Busana Muslim Anniesa Hasibuan di New York Fashion Week
17 Februari 2017 10:17 WIB
Koleksi Anniesa Hasibuan di New York Fashion Week Fall/Winter 2017. (instagram.com/anniesahasibuan)
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: