Kenya siap kumpulkan dana baru guna hadapi kekeringan
17 Februari 2017 06:50 WIB
Mahasiswa Kenya mengikuti aksi unjuk rasa menentang serangan kelompok bersenjata di Universitas Garissa di sepanjang jalan di Nairobi, Kenya, Selasa (7/4). Angkatan Udara Kenya menghancurkan dua kamp al Shabaab di Somalia, kata mereka Senin kemarin, dalam reaksi militer besar pertama sejak kelompok Islamis itu membantai mahasiswa di kampus Universitas Garissa pekan lalu. (REUTERS/Thomas Mukoya )
Nairobi, Kenya (ANTARA News) - Kenya bermaksud mengumpulkan dana baru dari banyak donor dan perusahaan lokal guna mendukung bantuan kemanusiaan bagi sebanyak tiga juta orang yang didera kekeringan saat ini, kata beberapa pejabat pada Kamis (16/2).
Kepala Dinas Layanan Sipil Joseph Kinyua mengatakan pemerintah sedang menuntaskan pembahasan dengan mitra pembangunan, lembaga bantuan dan lobi sektor swasta untuk meneliti modalitas guna mengisi kembali kocek reaksi kemarau.
"Penilaian kami menunjukkan krisis kemanusiaan yang berkaitan dengan kekeringan sangat besar dan kami telah menyeru mitra pembangunan kami serta sektor swasta agar membantu kami menjembatani kekurangan dana bagi bantuan pangan darurat di kabupaten yang terpengaruh," kata Kinyua.
Ia berbicara dengan wartawan setelah berakhirnya pertemuan antara lembaga negara, donor bilateral dan sektor swasta guna mengkaji reaksi inovatif terhadap kekeringan yang mencengkeram negeri itu.
Presiden Uhuru Kenyatta pada 10 Februari mengumumkan kemarau sebagai bencana nasional dan kembali mengeluarkan seruan kepada masyarakat internasional untuk mendukung pembagian makanan, air dan perawatan kesehatan buat masyarakat yang terpengaruh.
Segera setelah Kenyatta mengumumkan kemarau saat ini sebagai bencana nasional, PBB menjanjikan dukungan buat masyarakat yang terpengaruh di 23 kabupaten tandus dan setengah tandus, demikian laporan Xinhua di Jakarta, Jumat pagi.
Kinyua mengatakan mitra bilateral Kenya termasuk AS, Tiongkok dan Uni Eropa telah menyampaikan kesediaan untuk mendukung gagasan reaksi kemarau di negeri tersebut.
"Mitra pembangunan kami siap menjadi bagian dari tindakan reaksi kemarau yang meliputi pengiriman bantuan pangan dan uang tunai buat masyarakat yang terpengaruh," kata Kinyua.
"Kami memusatkan upaya bukan cuma pada bantuan darurat tapi juga pada cara negeri ini bisa memberi makan dirinya sendiri dalam menghadapi kondisi iklim yang berat," katanya.
Pemerintah telah mengalokasikan 110 juta dolar AS untuk mendukung program ketahanan kemarau antara Februari dan April, ketika hujan panjang diharapkan meredakan kekurangan air dan pangan.
Sekretaris I di Departemen Pertanian Negara Richard Lesiyampe mengatakan Uni Eropa dan Amerika Serikat, masing-masing, telah menjanjikan 10 juta dan 50 juta dolar AS guna mendukung upaya meringankan kekeringan di negeri itu.
Ia menambahkan Denmark juga akan menyediakan lima juta dolar AS guna mendukung pengiriman air dengan menggunakan truk ke kabupaten yang dilanda kekeringan sementara mitra bilateral lain akan menyediakan jatah pangan buat masyarakat yang mulai kelaparan.
Sekretaris I tersebut mengatakan pemerintah akan menggali lubang sumur di tujuh kabupaten yang paling parah dilanda kekeringan dan mengimpor kebutuhan pokok dari negara tetangga untuk mengurangi tingkat kelaparan di negeri itu.
Kepala Dinas Layanan Sipil Joseph Kinyua mengatakan pemerintah sedang menuntaskan pembahasan dengan mitra pembangunan, lembaga bantuan dan lobi sektor swasta untuk meneliti modalitas guna mengisi kembali kocek reaksi kemarau.
"Penilaian kami menunjukkan krisis kemanusiaan yang berkaitan dengan kekeringan sangat besar dan kami telah menyeru mitra pembangunan kami serta sektor swasta agar membantu kami menjembatani kekurangan dana bagi bantuan pangan darurat di kabupaten yang terpengaruh," kata Kinyua.
Ia berbicara dengan wartawan setelah berakhirnya pertemuan antara lembaga negara, donor bilateral dan sektor swasta guna mengkaji reaksi inovatif terhadap kekeringan yang mencengkeram negeri itu.
Presiden Uhuru Kenyatta pada 10 Februari mengumumkan kemarau sebagai bencana nasional dan kembali mengeluarkan seruan kepada masyarakat internasional untuk mendukung pembagian makanan, air dan perawatan kesehatan buat masyarakat yang terpengaruh.
Segera setelah Kenyatta mengumumkan kemarau saat ini sebagai bencana nasional, PBB menjanjikan dukungan buat masyarakat yang terpengaruh di 23 kabupaten tandus dan setengah tandus, demikian laporan Xinhua di Jakarta, Jumat pagi.
Kinyua mengatakan mitra bilateral Kenya termasuk AS, Tiongkok dan Uni Eropa telah menyampaikan kesediaan untuk mendukung gagasan reaksi kemarau di negeri tersebut.
"Mitra pembangunan kami siap menjadi bagian dari tindakan reaksi kemarau yang meliputi pengiriman bantuan pangan dan uang tunai buat masyarakat yang terpengaruh," kata Kinyua.
"Kami memusatkan upaya bukan cuma pada bantuan darurat tapi juga pada cara negeri ini bisa memberi makan dirinya sendiri dalam menghadapi kondisi iklim yang berat," katanya.
Pemerintah telah mengalokasikan 110 juta dolar AS untuk mendukung program ketahanan kemarau antara Februari dan April, ketika hujan panjang diharapkan meredakan kekurangan air dan pangan.
Sekretaris I di Departemen Pertanian Negara Richard Lesiyampe mengatakan Uni Eropa dan Amerika Serikat, masing-masing, telah menjanjikan 10 juta dan 50 juta dolar AS guna mendukung upaya meringankan kekeringan di negeri itu.
Ia menambahkan Denmark juga akan menyediakan lima juta dolar AS guna mendukung pengiriman air dengan menggunakan truk ke kabupaten yang dilanda kekeringan sementara mitra bilateral lain akan menyediakan jatah pangan buat masyarakat yang mulai kelaparan.
Sekretaris I tersebut mengatakan pemerintah akan menggali lubang sumur di tujuh kabupaten yang paling parah dilanda kekeringan dan mengimpor kebutuhan pokok dari negara tetangga untuk mengurangi tingkat kelaparan di negeri itu.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: