Rupiah Kamis sore bergerak melemah
16 Februari 2017 17:20 WIB
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis sore bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp13.346, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.331 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis sore bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp13.346, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.331 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa data inflasi Amerika Serikat yang naik memicu sikap hawkish dari bank sentral AS (The Fed) terhadap kebijakan suku bunga acuan sehingga mendorong dolar AS menguat.
"Sikap hawakish itu memicu sebagian pelaku pasar untuk masuk ke aset berdenominasi dolar AS," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, aksi investor itu masih dibayangi oleh penantian kebijakan Presiden AS Donald Trump yang akan dirilis dalam beberapa pekan mendatang. Kebijakan yang kontroversial dapat mengubah arah pergerakan dolar AS.
Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa sebagian besar mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS, situasi itu membuat sentimen pelemahan bagi rupiah.
Ia mengemukakan bahwa angka inflasi di Amerika Serikat untuk bulan Januari tercatat 2,5 persen (year on year/yoy), angka itu di atas ekspektasi konsensus analis 2,4 persen, dan meningkat dibandingkan inflasi bulan Desember 2016 sebesar 2,1 persen yoy.
"Tingkat inflasi AS itu memperkuat ekspektasi The Fed menaikkan suku bunganya pada pertemuan 14-15 Maret 2017 mendatang sebesar 25 bps sehingga mempengaruhi dolar AS," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.330 dibandingkan Rabu (14/1) Rp13.329.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa data inflasi Amerika Serikat yang naik memicu sikap hawkish dari bank sentral AS (The Fed) terhadap kebijakan suku bunga acuan sehingga mendorong dolar AS menguat.
"Sikap hawakish itu memicu sebagian pelaku pasar untuk masuk ke aset berdenominasi dolar AS," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, aksi investor itu masih dibayangi oleh penantian kebijakan Presiden AS Donald Trump yang akan dirilis dalam beberapa pekan mendatang. Kebijakan yang kontroversial dapat mengubah arah pergerakan dolar AS.
Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa sebagian besar mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS, situasi itu membuat sentimen pelemahan bagi rupiah.
Ia mengemukakan bahwa angka inflasi di Amerika Serikat untuk bulan Januari tercatat 2,5 persen (year on year/yoy), angka itu di atas ekspektasi konsensus analis 2,4 persen, dan meningkat dibandingkan inflasi bulan Desember 2016 sebesar 2,1 persen yoy.
"Tingkat inflasi AS itu memperkuat ekspektasi The Fed menaikkan suku bunganya pada pertemuan 14-15 Maret 2017 mendatang sebesar 25 bps sehingga mempengaruhi dolar AS," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.330 dibandingkan Rabu (14/1) Rp13.329.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: