Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu sore turun satu poin menjadi 9.078/9.080 dibanding hari sebelumnya 9.077/9.083 per dolar AS, karena aktifitas jual dan beli cenderung bertahan. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan, pergerakan rupiah sepanjang hari ini sangat ketat yang terlihat dari "spread" dengan kisaran yang sempit 9.081/9.080 per dolar AS. Hal ini disebabkan aktifitas jual dan beli di pasar cukup berimbang, meski mata uang lokal itu ditutup melemah satu poin, katanya. Menurut dia, rupiah masih dapat bertahan karena mendapat dukungan dari pasar saham regional dan deflasi April mencapai 0,16 persen yang menunjukkan fundamental ekonomi makro Indonesia cukup bagus. Apalagi data ekspor Indonesia menyebutkan bahwa ekspor naik 10 persen lebih pada Maret 2007 dibanding bulan sebelumnya, katanya. Rupiah, lanjut sebenarnya mendapat tekanan dari pasar uang regional akibat menguatnya dolar AS, setelah data manufaktur AS menguat yang menunjukkan bahwa ekonomi AS tidak melambat. Karena itu kekhawatiran negara-negara Asia terhadap pertumbuhan ekonomi AS jangan terlalu di besar-besarkan, katanya. Meski ada pernyataan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan beralih ke negara-negara Eropa dan Jepang, karena melambat pertumbuhan ekonomi AS, namun pertanyaan masih perlu diperjelas, tambahnya. Ia mengatakan, data manufaktur AS yang menguat memicu dolar AS naik terhadap yen menjadi 119,77, terhadap euro menjadi 1,3603 dan euro terhadap yen menjadi 163,31. Dolar AS sebelumnya telah mendapat tekanan pasar, akibat pertumbuhan ekonomi AS yang melambat, namun tidak semua sektor di AS tumbuh melambat, seperti data manufaktur AS yang cenderung menguat, katanya. Mengenai yen, menurut dia, kemungkinan Bank Sentral Jepang (BoJ) akan menaikkan tingkat bunganya untuk memicu yen menguat, setelah beberapa waktu BoJ tetap mempertahankan bunganya sekitar 0,25 persen. Karena itu pasar masih menunggu reaksi BoJ untuk segera merealisirkan kenaikan bunga untuk memicu yen menguat setelah berapa lama posisinya berada di bawah level 120 yen, ucapnya. Apabila yen menguat yang didukung oleh naiknya bunga bank itu, maka diperkirakan akan mendorong rupiah meningkat, karena yen merupakan faktor positif dari mata uang utama regional lainnya yang akhirnya mengimbas rupiah, demikian Kostaman Thayib. (*)