Banjir Blitar yang merendam 710 rumah mulai surut
13 Februari 2017 13:12 WIB
Warga berkendara menerjang banjir di Kecamatan Sutojayan, Blitar, Jawa Timur, Senin (13/2). Banjir yang disebabkan tingginya curah hujan sejak Minggu (12/2) malam tersebut mengakibatkan 710 rumah di empat desa terendam. (ANTARA FOTO/Irfan Anshori/kye/17)
Blitar (ANTARA News) - Memasuki hari ketiga, Senin (13/2), banjir yang merendam sekitar 710 rumah di empat desa di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, mulai surut.
Namun, kegiatan belajar mengajar di sejumlah Sekolah Dasar belum sepenuhnya kembali normal karena ruang-ruang kelas masih kotor setelah kebanjiran, kata salah seorang guru SDN Sutojayan 03, Endang Supeni, Senin.
"Hari ini semua siswa masih kami fokuskan untuk kerja bhakti membersihkan ruang kelas. Mudah-mudahan saja banjir susulan sudah tidak ada lagi," ucapnya, berharap.
Menurut Endang, selain kondisi kelas yang kotor, beberapa guru yang juga menjadi korban banjir juga belum bisa hadir ke sekolah.
"Guru yang mengajar di sini sebagian besar juga merupakan korban banjir. Sehingga mungkin mereka masih sibuk mengurus rumahnya masing-masing," tambahnya.
Senada dengan Endang, siswa kelas 5 SDN Sutojayan 03 Angga mengatakan jika dirinya dan teman-temannya belum mendapatkan pembelajaran hari ini. "Cuman bersih-bersih ruang kelas. Karena kelasnya kotor, dan gurunya yang datang di sekolah cuman dua orang," ungkapnya.
Banjir yang menggenangi sedikitnya empat desa yakni Desa Sutojayan, Bacem, Kedungbunder, dan Kalipang tersebut mulai surut.
Ketinggian air yang sebelumnya mencapai satu meter sejak Sabtu (11/2) dini hari tersebut kini mulai surut. Di beberapa titik ketinggian genangan banjir sekitar 50 centimeter.
Banjir juga menyebabkan jembatan runtuh. Bahkan, sedikitnya 35 orang warga terpaksa mengungsi, karena rumah mereka terendam.
Selain merendam rumah, banjir juga merendam tanah pertanian warga, serta fasilitas umum.
Namun, kegiatan belajar mengajar di sejumlah Sekolah Dasar belum sepenuhnya kembali normal karena ruang-ruang kelas masih kotor setelah kebanjiran, kata salah seorang guru SDN Sutojayan 03, Endang Supeni, Senin.
"Hari ini semua siswa masih kami fokuskan untuk kerja bhakti membersihkan ruang kelas. Mudah-mudahan saja banjir susulan sudah tidak ada lagi," ucapnya, berharap.
Menurut Endang, selain kondisi kelas yang kotor, beberapa guru yang juga menjadi korban banjir juga belum bisa hadir ke sekolah.
"Guru yang mengajar di sini sebagian besar juga merupakan korban banjir. Sehingga mungkin mereka masih sibuk mengurus rumahnya masing-masing," tambahnya.
Senada dengan Endang, siswa kelas 5 SDN Sutojayan 03 Angga mengatakan jika dirinya dan teman-temannya belum mendapatkan pembelajaran hari ini. "Cuman bersih-bersih ruang kelas. Karena kelasnya kotor, dan gurunya yang datang di sekolah cuman dua orang," ungkapnya.
Banjir yang menggenangi sedikitnya empat desa yakni Desa Sutojayan, Bacem, Kedungbunder, dan Kalipang tersebut mulai surut.
Ketinggian air yang sebelumnya mencapai satu meter sejak Sabtu (11/2) dini hari tersebut kini mulai surut. Di beberapa titik ketinggian genangan banjir sekitar 50 centimeter.
Banjir juga menyebabkan jembatan runtuh. Bahkan, sedikitnya 35 orang warga terpaksa mengungsi, karena rumah mereka terendam.
Selain merendam rumah, banjir juga merendam tanah pertanian warga, serta fasilitas umum.
Pewarta: Detyan Hendri Sujarwoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: