Kurs rupiah turun sembilan poin
13 Februari 2017 11:08 WIB
Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di tempat penukaran uang di kantor PT Valuta Inti Prima, Jakarta, Jumat (11/11/2016).(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah dalam transaksi antar bank di Jakarta pada Senin pagi turun sembilan poin menjadi Rp13.319 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa nilai dolar AS mengalami apresiasi seiring dengan tanggapan pelaku pasar terhadap pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berencana mengumumkan pembaruan pajak untuk pelaku industri.
"Kebijakan itu memicu pertumbuhan ekonomi di AS sehingga dolar AS cenderung menguat," katanya.
Di sisi lain, dia menjelaskan, faktor teknikal juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah setelah sempat menguat di bawah level Rp13.300 per dolar AS. Situasi itu memicu sebagian investor pasar uang melakukan aksi ambil untung.
Kendati demikian, lanjut dia, masih adanya sentimen positif dari lembaga pemeringkat internasional Moody's yang memperbaiki peringkat prospek utang Indonesia menjadi positif hingga membaiknya defisit transaksi berjalan pada triwulan empat 2016 dapat memberikan tenaga bagi rupiah untuk kembali bergerak di area positif.
"Sentimen positif dari dalam negeri itu tentu akan berimbas baik pada mata uang rupiah," katanya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa sentimen eksternal mengenai Korea Utara yang melakukan provokasi dengan menembakkan peluru kendali ke Laut Timur (Laut Jepang) memicu ekspektasi risiko keamanan di kawasan Asia dan dapat berdampak negatif bagi pasar keuangan.
"Situasi itu membuat ekspektasi risiko keamanan di kawasan Asia meningkat sehingga laju rupiah sedikit tertahan. Uji coba peluru kendali Korea Utara itu bukan untuk pertama kalinya, karena pada Oktober 2016 lalu juga dilakukan uji coba yang sama," katanya.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan bahwa nilai dolar AS mengalami apresiasi seiring dengan tanggapan pelaku pasar terhadap pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berencana mengumumkan pembaruan pajak untuk pelaku industri.
"Kebijakan itu memicu pertumbuhan ekonomi di AS sehingga dolar AS cenderung menguat," katanya.
Di sisi lain, dia menjelaskan, faktor teknikal juga turut mempengaruhi pergerakan rupiah setelah sempat menguat di bawah level Rp13.300 per dolar AS. Situasi itu memicu sebagian investor pasar uang melakukan aksi ambil untung.
Kendati demikian, lanjut dia, masih adanya sentimen positif dari lembaga pemeringkat internasional Moody's yang memperbaiki peringkat prospek utang Indonesia menjadi positif hingga membaiknya defisit transaksi berjalan pada triwulan empat 2016 dapat memberikan tenaga bagi rupiah untuk kembali bergerak di area positif.
"Sentimen positif dari dalam negeri itu tentu akan berimbas baik pada mata uang rupiah," katanya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan bahwa sentimen eksternal mengenai Korea Utara yang melakukan provokasi dengan menembakkan peluru kendali ke Laut Timur (Laut Jepang) memicu ekspektasi risiko keamanan di kawasan Asia dan dapat berdampak negatif bagi pasar keuangan.
"Situasi itu membuat ekspektasi risiko keamanan di kawasan Asia meningkat sehingga laju rupiah sedikit tertahan. Uji coba peluru kendali Korea Utara itu bukan untuk pertama kalinya, karena pada Oktober 2016 lalu juga dilakukan uji coba yang sama," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: