Pelajar di Kudus tetap masuk meski banjir
10 Februari 2017 17:48 WIB
Banjir Kudus. Sekelompok bocah dengan menggunakan rakit batang pisang melewati jalan yang tergenang Banjir di Desa Jati Wetan, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (9/2/2017). Akibat hujan yang terus menerus sejak Rabu (8/2/2017) malam hingga pagi mengakibatkan Banjir merendam Ratusan rumah dan jalan di 3 Dusun yaitu Barisan, Gendok dan Tanggulangin. (ANTARA /Yusuf Nugroho)
Kudus (ANTARA News) - Banjir yang menggenangi beberapa sekolah dasar di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tidak menghentikan proses belajar mengajar, karena para pelajar tetap diminta masuk sekolah dan belum ada kebijakan untuk meliburkan siswanya.
"Hingga kini, siswa yang sekolahnya terdampak banjir memang belum diliburkan karena tidak semua ruang kelas tergenang banjir," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kudus Joko Susilo di Kudus, Jumat.
Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, katanya, dampak banjir memang mengganggu aktivitas belajar mengajar siswa, mengingat akses jalan menuju sekolah banyak yang tergenang banjir.
Beruntung, kata dia, ruangan sekolah tidak seluruhnya tergenang banjir, mengingat sudah ada yang direnovasi dengan ditinggikan pondasinya untuk antisipasi banjir.
Ia mencatat, ada sekitar delapan SD di yang tersebar di Kecamatan Jati, Kaliwungu dan Mejobo yang terkena dampak banjir.
Untuk Kecamatan Jati, katanya, terdapat tiga SD, Kecamatan Kaliwungu terdapat satu SD, dan di Kecamatan Mejobo ada empat SD.
"Kalaupun ada siswa yang mengungsi, silakan bergabung dengan sekolah terdekat agar tidak tertinggal pelajaran," ujarnya.
Dalam rangka menghadapi ujian akhir sekolah, kata dia, khusus untuk kelas VI memang diupayakan tetap masuk sekolah, mengingat banjir yang terjadi tidak begitu parah.
Bahkan, lanjut dia, ruang belajar mengajar mereka juga tidak terendam banjir.
Berdasarkan pantauan di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, dari enam ruang kelas, terdapat tiga kelas yang terendam banjir setinggi mata kaki, sedangkan tiga ruang kelas lainnya yang digunakan untuk proses belajar mengajar siswa kelas IV, V dan VI tidak terendam banjir karena baru saja direnovasi.
Kepala SD 3 Jati Wetan Redjeki Handayani mengungkapkan, khusus untuk kelas I, II dan III memang tidak masuk, karena orang tuanya memang menginginkan mereka tidak masuk, menyusul adanya banjir.
"Siswa kelas VI memang harus masuk karena untuk persiapan ujian akhir pada bulan Mei 2017," ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, SD 3 Jati Wetan terkena dampak banjir, terutama halamannya sejak tanggal 28 Januari 2017.
Ternyata, lanjut dia, pada Kamis (8/2) dini hari banjirnya semakin meninggi karena tiga ruang kelas ikut tergenang.
Arina, salah seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah NU Basyirul Anam mengakui, sejak Kamis (9/2) diliburkan karena halaman sekolah tergenang banjir serta akses jalan menuju sekolah juga tergenang banjir.
Bahkan, kata dia, dirinya ketika harus berangkat ke sekolah juga kesulitan, karena jalan yang ada di depan rumahnya juga tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa.
"Hingga kini, siswa yang sekolahnya terdampak banjir memang belum diliburkan karena tidak semua ruang kelas tergenang banjir," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kudus Joko Susilo di Kudus, Jumat.
Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, katanya, dampak banjir memang mengganggu aktivitas belajar mengajar siswa, mengingat akses jalan menuju sekolah banyak yang tergenang banjir.
Beruntung, kata dia, ruangan sekolah tidak seluruhnya tergenang banjir, mengingat sudah ada yang direnovasi dengan ditinggikan pondasinya untuk antisipasi banjir.
Ia mencatat, ada sekitar delapan SD di yang tersebar di Kecamatan Jati, Kaliwungu dan Mejobo yang terkena dampak banjir.
Untuk Kecamatan Jati, katanya, terdapat tiga SD, Kecamatan Kaliwungu terdapat satu SD, dan di Kecamatan Mejobo ada empat SD.
"Kalaupun ada siswa yang mengungsi, silakan bergabung dengan sekolah terdekat agar tidak tertinggal pelajaran," ujarnya.
Dalam rangka menghadapi ujian akhir sekolah, kata dia, khusus untuk kelas VI memang diupayakan tetap masuk sekolah, mengingat banjir yang terjadi tidak begitu parah.
Bahkan, lanjut dia, ruang belajar mengajar mereka juga tidak terendam banjir.
Berdasarkan pantauan di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, dari enam ruang kelas, terdapat tiga kelas yang terendam banjir setinggi mata kaki, sedangkan tiga ruang kelas lainnya yang digunakan untuk proses belajar mengajar siswa kelas IV, V dan VI tidak terendam banjir karena baru saja direnovasi.
Kepala SD 3 Jati Wetan Redjeki Handayani mengungkapkan, khusus untuk kelas I, II dan III memang tidak masuk, karena orang tuanya memang menginginkan mereka tidak masuk, menyusul adanya banjir.
"Siswa kelas VI memang harus masuk karena untuk persiapan ujian akhir pada bulan Mei 2017," ujarnya.
Sebetulnya, kata dia, SD 3 Jati Wetan terkena dampak banjir, terutama halamannya sejak tanggal 28 Januari 2017.
Ternyata, lanjut dia, pada Kamis (8/2) dini hari banjirnya semakin meninggi karena tiga ruang kelas ikut tergenang.
Arina, salah seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah NU Basyirul Anam mengakui, sejak Kamis (9/2) diliburkan karena halaman sekolah tergenang banjir serta akses jalan menuju sekolah juga tergenang banjir.
Bahkan, kata dia, dirinya ketika harus berangkat ke sekolah juga kesulitan, karena jalan yang ada di depan rumahnya juga tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa.
Pewarta: Akhmad NL
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: