Rupiah melemah ke Rp13.315 Jumat petang
10 Februari 2017 16:50 WIB
Dokumentasi petugas menghitung pecahan dolar Amerika di gerai penukaran mata uang asing Ayu Masagung di Jakarta, Jumat (30/12). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Jumat sore bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi Rp13.315, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.295 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Jumat, mengatakan, kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tentang reformasi pajak menopang mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia.
"Meskipun Trump belum memberikan rinciannya, kebijakan itu dinilai pro-pertumbuhan bagi sebagian pelaku pasar," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, perdebatan tentang dana talangan Yunani dan rencana pengurangan program pembelian obligasi oleh bank sentral Eropa (ECB), serta pemilu di sejumlah negara di kawasan Euro juga telah membuat investor kebingungan sehingga pelaku pasar cenderung menghindari aset mata uang berisiko.
Ahli ekonomi dari Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan, Trump yang mensinyalkan untuk mengeluarkan kebijakan tentang perpajakan telah memberikan optisme terhadap Amerika Serikat setelah sempat pudar karena hiruk-pikuk kebijakan imigrasi yang menimbulkan kontroversi.
"Kebijakan pajak itu sebagai indikasi Trump akan merealisasikan kebijakan fiskal ekspansif. Kebijakan fiskal itu juga memberikan ekspektasi perbaikan ekonomi sehingga mata uang dolar AS menguat terhadap mata uang dunia lainnya," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia, Jumat, ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.318 dibandingkan Kamis (9/1) Rp13.308.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Jumat, mengatakan, kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tentang reformasi pajak menopang mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia.
"Meskipun Trump belum memberikan rinciannya, kebijakan itu dinilai pro-pertumbuhan bagi sebagian pelaku pasar," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, perdebatan tentang dana talangan Yunani dan rencana pengurangan program pembelian obligasi oleh bank sentral Eropa (ECB), serta pemilu di sejumlah negara di kawasan Euro juga telah membuat investor kebingungan sehingga pelaku pasar cenderung menghindari aset mata uang berisiko.
Ahli ekonomi dari Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan, Trump yang mensinyalkan untuk mengeluarkan kebijakan tentang perpajakan telah memberikan optisme terhadap Amerika Serikat setelah sempat pudar karena hiruk-pikuk kebijakan imigrasi yang menimbulkan kontroversi.
"Kebijakan pajak itu sebagai indikasi Trump akan merealisasikan kebijakan fiskal ekspansif. Kebijakan fiskal itu juga memberikan ekspektasi perbaikan ekonomi sehingga mata uang dolar AS menguat terhadap mata uang dunia lainnya," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia, Jumat, ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.318 dibandingkan Kamis (9/1) Rp13.308.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: