Kemenperin dongkrak rangking daya saing manufaktur Indonesia
9 Februari 2017 19:22 WIB
Direktur Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono (kemenperin.go.id)
Jakarta (ANTARA News) - Daya saing nasional Indonesia dalam Global Manufacturing Competitiveness Index menempati rangking 19 dari 40 negara pada 2016 yang ditargetkan naik menjadi posisi 15 pada tahun 2020.
"Tahun 2016 kemarin Indonesia dapat rangking 19 dari 40 negara GMCI. Tahun 2020 diperkirakan naik jadi ke 15," kata Direktur Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono melalui keterangan tertulis, Kamis.
Untuk meningkatkan daya saing tersebut, kata dia, Kemenperin memiliki beberapa strategi, di antaranya meningkatkan nilai tambah Sumber Daya Alam (SDA) dan melakukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui vokasi industri.
Selain itu, lanjutnya, Kemenperin juga melakukan pendalaman struktur industri melalui kekuatan rantai industri, serta mengembangkan wilayah industri.
"Strategi seperti ini mudah-mudahan bisa membawa Indonesia ke peringkat yang lebih baik lagi," tuturnya.
Sigit menjelaskan, pemerintah telah membangun 14 kawasan industri dengan pendekatan Indonesia sentris.
Dalam waktu tiga tahun ke depan, pembangunan untuk tujuh kawasan industri akan dipercepat yaitu kawasan industri Tanjung Boton (Riau), Dumai (Riau), Berau (Kaltim), Tanah Kuning (Kaltara), JIIPE (Jatim), Kendal (Jateng), dan Serang (Banten).
"Pembangunan ini dilakukan dalam rangka mengurangi kesenjangan sekaligus upaya mengembangkan wilayah industri mulai dari pinggiran," kata dia.
"Tahun 2016 kemarin Indonesia dapat rangking 19 dari 40 negara GMCI. Tahun 2020 diperkirakan naik jadi ke 15," kata Direktur Industri Kimia Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono melalui keterangan tertulis, Kamis.
Untuk meningkatkan daya saing tersebut, kata dia, Kemenperin memiliki beberapa strategi, di antaranya meningkatkan nilai tambah Sumber Daya Alam (SDA) dan melakukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui vokasi industri.
Selain itu, lanjutnya, Kemenperin juga melakukan pendalaman struktur industri melalui kekuatan rantai industri, serta mengembangkan wilayah industri.
"Strategi seperti ini mudah-mudahan bisa membawa Indonesia ke peringkat yang lebih baik lagi," tuturnya.
Sigit menjelaskan, pemerintah telah membangun 14 kawasan industri dengan pendekatan Indonesia sentris.
Dalam waktu tiga tahun ke depan, pembangunan untuk tujuh kawasan industri akan dipercepat yaitu kawasan industri Tanjung Boton (Riau), Dumai (Riau), Berau (Kaltim), Tanah Kuning (Kaltara), JIIPE (Jatim), Kendal (Jateng), dan Serang (Banten).
"Pembangunan ini dilakukan dalam rangka mengurangi kesenjangan sekaligus upaya mengembangkan wilayah industri mulai dari pinggiran," kata dia.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: