Ambon (ANTARA News) - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono mengatakan sejalan dengan perjalanan waktu, pers nasional diharapkan mampu mewujudkan sosok wartawan yang kompeten, profesional, berwawasan dan beretika.

"Semua itu bukan hanya urusan wartawan secara pribadi, tetapi juga menjadi urusan yang seharusnya sinergis antara Dewan Pers, organisasi perusahaan pers, organisasi wartawan, negara serta sikap profesionalisme wartawan," katanya pada puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Ambon, Kamis.

Puncak HPN 2017 yang dihadiri Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo di pusatkan di Lapangan Polda Maluku (Tantui) Kota Ambon dan dihadiri Panglima TNI, Kapolri, sejumlah menteri kabinet kerja, 15 duta besar serta pimpinan dan pemilik perusahaan media di Indonesia dan luar negeri.

Menurut Margiono, wartawan sebagai unjung tombak tata kelola pemberitaan dalam idealisme dan bisnis pers, dituntut tidak sekedar mencari referensi, tetapi pada saat sama harus mampu memperbaiki diri sebagai referensi kinerja tercepat berkesinambungan, akurat dan lengkap.

"Makanya, sebagai referensi, pers harus tergugah dapat menjadi pandu di tengah derasnya arus informasi," ujar Margiono.

Dibagian lain ketua Umum PWI dan sekaligus Penanggung jawab HPN 2017 mengatakan di berbagai tempat dirinya sering mendapat pertanyaan wartawan kenapa banyak pimpinan perusahaa pers yang menjadi pimpinan partai politik.

"Jawabannya tidak dilarang. Yang dilarang itu kalau membuat berita melanggar kode etik. Itu tidak dibenarkan," ujar Margiono disambut tawa dan tepuk tangan dari ribuan undangan yang hadir dari 34 provinsi di Tanah Air pada puncak HPN itu.

Rangkaian HPN 2017, Presiden Jokowi didampingi Menkominfo Rudiantara, Gubernur Maluku Said Assagaff dan Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo menyempatkan mengunjungi pameran dan produk hasil perikanan Maluku yang hanya berjarak beberapa meter dari pusat kegiatan HPN.

(A056/R010)