Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengimbau para mantan maupun calon pemimpin rakyat untuk menjaga ucapan agar tidak memancing emosi massa.

Terlebih lagi menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 15 Februari 2017, kata Haedar di Jakarta, Kamis.

"Kepada seluruh tokoh, baik yang mantan, maupun yang sedang, dan yang akan itu, untuk mulailah, sudahlah, yang sudah terjadi, terjadi, dan kita coba menerima, wajarlah dalam kehidupan berbangsa yang heterogen, jangan terus kita memproduksi hal-hal yang menambah suasana yang tidak baik," Haedar menambahkan.

Imbauan yang disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu juga ditujukan kepada seluruh tokoh partai politik, keagamaan, maupun figur publik, termasuk mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kerap berkeluh-kesah di akun Twitternya @SBYudhoyono, terutama menjelang Pilkada 2017.

Putra sulung SBY, yakni Agus Harimurti Yudhoyono ikut maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta bersama Sylviana Murni sebagai calon wakil gubernur untuk periode 2017-2022.

Menurut Haedar, alih-alih berkeluh-kesah, baik di depan media massa maupun di media sosial, sebaiknya para tokoh itu mengajak masyarakat untuk memanfaatkan Pilkada dengan memilih secara cerdas, dewasa, dan bertanggung jawab.

"Mungkin maksud ucapannya baik, tapi karena timing makin menghangat sehingga memunculkan aksi dan reaksi yang tidak positif," kata dia.

Ketua Umum PP Muhammadiyah tersebut juga mengimbau kepada media massa untuk tidak memancing suasana dengan memberitakan setiap cuitan maupun status para tokoh di akun media sosial mereka.

"Kepada media, jangan nambah makin mancing-mancing suasana, kalau ada twit-twit nggak usah diberitakanlah, sudah banyak twit-nya," kata Haedar.

Pilkada serentak gelombang kedua, 15 Februari 2017, akan diikuti 101 daerah di seluruh Indonesia yang terdiri atas 7 provinsi, 76 kabupaten, dan 18 kota.

Khusus di Provinsi DKI Jakarta, Pilkada untuk memilih gubernur dan wakil gubernur diikuti tiga pasangan calon, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN; Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura dan Partai NasDem; dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS.