Sungai Ciberang-Ciujung di Rangkasbitung meluap
9 Februari 2017 10:58 WIB
Anggota TIM SAR Gabungan Korem Maulana Yusuf - BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Banten menolong anak tenggelam saat Simulasi Siaga Penanggulangan Banjir di Sungai Ciujung Serang, Banten, Senin (23/11). (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Lebak (ANTARA News) - Sungai Ciberang-Ciujung di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, meluap dan ditetapkan status siaga I untuk menghadapi bencana banjir di daerah itu.
"Kami menetapkan status siaga I, karena ketinggian permukaan Sungai Ciberang-Ciujung meningkat," kata Aat, seorang petugas pencatat permukaan Sungai Ciberang-Ciujung di Lebak, Kamis.
Ia mengimbau warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciberang-Ciujung agar meningkatkan waspada banjir karena intensitas curah hujan cenderung meningkat.
Luapan Sungai Ciberang-Ciujung terjadi setelah kawasan hulu Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan hutan adat Baduy dilanda hujan deras.
Selain itu juga curah hujan dengan kapasitas ringan dan sedang masih berlangsung antara 1,5 jam sampai lima jam.
Hujan terjadi pagi, siang, sore dan malam hari.
Saat ini, permukaan air Sungai Ciberang-Ciujung meluap bisa menerjang permukiman penduduk.
"Kami minta warga tetap waspada, meskipun air sungai belum melanda ke permukiman," katanya.
Ujang (50), warga Lebak Sambal Kelurahan Cijoro Lebak Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku bahwa rumah miliknya yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Ciujung mulai meningkatkan kewaspadaan karena khawatir tergenang banjir.
Ia dan tetangga lain belum mengungsi ke tempat yang lebih aman, meskipun air sungai meluap.
Selama ini permukiman warga yang tinggal di bantaran sungai merupakan kawasan langganan banjir, seperti Kampung Salahur, Lebak Sambel, Kebon Kelapa, Kalimati, Leuwiranji, Keboncau, Babakan Nemboseeng, dan Kololet, Kecamatan Rangkasbitung.
Begitu pula, Edi (55), warga Kalimati, Kelurahan Rangkasbitung Barat, sudah mempersiapkan peralatan elektronika ke tempat aman karena khawatir terkena banjir.
"Kami tidak mau terulang banjir awal 2014 seisinya rumah terandam air, termasuk perabotan elektronika," katanya.
"Kami menetapkan status siaga I, karena ketinggian permukaan Sungai Ciberang-Ciujung meningkat," kata Aat, seorang petugas pencatat permukaan Sungai Ciberang-Ciujung di Lebak, Kamis.
Ia mengimbau warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciberang-Ciujung agar meningkatkan waspada banjir karena intensitas curah hujan cenderung meningkat.
Luapan Sungai Ciberang-Ciujung terjadi setelah kawasan hulu Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan hutan adat Baduy dilanda hujan deras.
Selain itu juga curah hujan dengan kapasitas ringan dan sedang masih berlangsung antara 1,5 jam sampai lima jam.
Hujan terjadi pagi, siang, sore dan malam hari.
Saat ini, permukaan air Sungai Ciberang-Ciujung meluap bisa menerjang permukiman penduduk.
"Kami minta warga tetap waspada, meskipun air sungai belum melanda ke permukiman," katanya.
Ujang (50), warga Lebak Sambal Kelurahan Cijoro Lebak Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku bahwa rumah miliknya yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Ciujung mulai meningkatkan kewaspadaan karena khawatir tergenang banjir.
Ia dan tetangga lain belum mengungsi ke tempat yang lebih aman, meskipun air sungai meluap.
Selama ini permukiman warga yang tinggal di bantaran sungai merupakan kawasan langganan banjir, seperti Kampung Salahur, Lebak Sambel, Kebon Kelapa, Kalimati, Leuwiranji, Keboncau, Babakan Nemboseeng, dan Kololet, Kecamatan Rangkasbitung.
Begitu pula, Edi (55), warga Kalimati, Kelurahan Rangkasbitung Barat, sudah mempersiapkan peralatan elektronika ke tempat aman karena khawatir terkena banjir.
"Kami tidak mau terulang banjir awal 2014 seisinya rumah terandam air, termasuk perabotan elektronika," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: