Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu pagi bergerak menguat sebesar tujuh poin menjadi Rp13.322, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.329 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa naiknya cadangan devisa menjadi salah satu faktor yang membantu penguatan rupiah, tercatat selama bulan Januari 2017 mata uang domestik menguat sebesar 0,9 persen (month on month/MoM)

Ia mengatakan bahwa cadangan devisa Indonesia per Januari 2017 yang naik menjadi 116,9 miliar dolar AS itu berasal dari masuknya devisa hasil ekspor (DHE), sebagian penerimaan pajak dari program amnesti pajak (TA) yang berasal dari repatriasi dan lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.

"Penguatan rupiah itu juga akan menjadi daya tarik masuknya dana asing ke pasar obligasi," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, sentimen dari Amerika Serikat mengenai data defisit perdagangan yang turun bisa menahan laju mata uang domestik dan membuka potensi dolar AS menguat.

Ia memaparkan defisit perdagangan barang dan jasa Amerika Serikat tercatat turun menjadi 44,3 miliar dolar AS pada Desember 2016 dibandingkan defisit pada November 2016 yang sebesar 45,7 miliar dolar AS, dan di bawah ekspektasi konsensus pasar sebesar 45 miliar dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa pernyataan Menteri Keuangan terkait momentum perbaikan ekonomi nasional juga turut menopang rupiah di area positif.