Cap Go Meh genjot wisata Pontianak
5 Februari 2017 19:36 WIB
ILustrasi--Warga menaiki perahu wisata hias menyusuri sungai di Kali Pepe, Solo, Jawa Tengah, Senin (23/1/2017). Panitia Solo Imlek Festival 2017 menyediakan jasa menaiki perahu hias di sepanjang aliran Kali Pepe yang telah dihiasi lampion Imlek dengan harga Rp10 ribu per orang untuk satu kali perjalanan. (ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Pontianak (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Pontianak Acui Simanjaya menilai selain keunikan alam, Pontianak memiliki berbagai event kebudayaan yang bernilai jual tinggi, satu di antaranya adalah Festival Cap Go Meh dan itu dapat mengenjot sektor pariwisata.
"Event tersebut sudah setiap tahun digelar dan memang menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk datang. Saya kira sebagai event yang datangnya lebih awal setiap tahun, Festival Cap Go Meh bisa menjadi ajang perkenalan kalender event di Pontianak ke depannya," ujarnya di Pontianak, Minggu.
Acui menjelaskan kendati demikian, Festival Cap Go Meh perlu di-handle oleh Pemkot Pontianak dan dimasukan dalam agenda wisata setiap tahun. Namun hal tersebut tetap menggandeng kelompok kebudayaan yang berkaitan dengan event tersebut.
"Kalau komunitas yang menggelar kan terbatas dalam perencanaan, anggaran dan lainnya. Berbeda kalau pemerintah yang menjadi inisiator dan leader, tentu lebih terencana, meriah dan gaungnya lebih besar," kata dia.
Menurutnya, Festival Cap Go Meh sebagai event wisata tahunan harus memiliki sesuatu yang berbeda setiap tahunnya. Tujuannya agar setiap tahun orang luar selalu mau berkunjung kembali.
"Namun untuk membuat sebuah karya yang berbeda diperlukan perencanaan yang matang berbulan-bulan sebelum hari pelaksanaan. Saya nilai itu bisa jika kita mau dan serius," paparnya.
Dikatakan Acui, beberapa kota di Malaysia sejak beberapa tahun lalu berusaha membuat event serupa. Bahkan banyak kelompok barongsai dan naga di Kalbar diundang dan dibayar untuk tampil di sana.
"Saya takut, ke depan mereka akan buat naga dan barongsai sendiri, lalu menggencarkan promosi. Event kita bisa kalah," katanya.
Menurutnya event wisata termasuk barongsai berdasarkan fakta yang ada. Pariwisata memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap ekonomi masyarakat setempat.
"Industri pariwisata memiliki multyplier effect paling besar dan inklusif dibanding sektor ekonomi lain. Berapa banyak uang yang dibelanjakan orang selama berwisata," kata dia.
Saat ini dalam menyambut Cap Go Meh, berbagai persiapan telah dimanatangkan panitia. Pemasangan pintu gerbang dan lampion di Jalan Diponegoro dan sekitarnya telah dilakukan. Dari jadwal panitia event festival akan digelar 7-12 Februari 2017.
"Event tersebut sudah setiap tahun digelar dan memang menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk datang. Saya kira sebagai event yang datangnya lebih awal setiap tahun, Festival Cap Go Meh bisa menjadi ajang perkenalan kalender event di Pontianak ke depannya," ujarnya di Pontianak, Minggu.
Acui menjelaskan kendati demikian, Festival Cap Go Meh perlu di-handle oleh Pemkot Pontianak dan dimasukan dalam agenda wisata setiap tahun. Namun hal tersebut tetap menggandeng kelompok kebudayaan yang berkaitan dengan event tersebut.
"Kalau komunitas yang menggelar kan terbatas dalam perencanaan, anggaran dan lainnya. Berbeda kalau pemerintah yang menjadi inisiator dan leader, tentu lebih terencana, meriah dan gaungnya lebih besar," kata dia.
Menurutnya, Festival Cap Go Meh sebagai event wisata tahunan harus memiliki sesuatu yang berbeda setiap tahunnya. Tujuannya agar setiap tahun orang luar selalu mau berkunjung kembali.
"Namun untuk membuat sebuah karya yang berbeda diperlukan perencanaan yang matang berbulan-bulan sebelum hari pelaksanaan. Saya nilai itu bisa jika kita mau dan serius," paparnya.
Dikatakan Acui, beberapa kota di Malaysia sejak beberapa tahun lalu berusaha membuat event serupa. Bahkan banyak kelompok barongsai dan naga di Kalbar diundang dan dibayar untuk tampil di sana.
"Saya takut, ke depan mereka akan buat naga dan barongsai sendiri, lalu menggencarkan promosi. Event kita bisa kalah," katanya.
Menurutnya event wisata termasuk barongsai berdasarkan fakta yang ada. Pariwisata memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap ekonomi masyarakat setempat.
"Industri pariwisata memiliki multyplier effect paling besar dan inklusif dibanding sektor ekonomi lain. Berapa banyak uang yang dibelanjakan orang selama berwisata," kata dia.
Saat ini dalam menyambut Cap Go Meh, berbagai persiapan telah dimanatangkan panitia. Pemasangan pintu gerbang dan lampion di Jalan Diponegoro dan sekitarnya telah dilakukan. Dari jadwal panitia event festival akan digelar 7-12 Februari 2017.
Pewarta: Dedi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: