Presiden Jokowi bertekad kurangi angka putus sekolah
4 Februari 2017 20:06 WIB
Presiden Tinjau Pameran Pendidikan Dan Pelatihan. Presiden Joko Widodo (kanan) meninjau pameran Pendidikan dan Pelatihan disela pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia 2017 di Jakarta, Kamis (2/2/2017). Presiden mendorong dibukanya jurusan-jurusan baru dalam pendidikan yang mengikuti perkembangan jaman seperti online retail dan teknologi informasi. (ANTARA/Puspa Perwitasari)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa pemerintah berusaha keras dan bertekad mengurangi angka putus sekolah di kalangan anak usia sekolah di Indonesia.
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan Pemerintah terus mengupayakan akses pelayanan pendidikan yang merata bagi seluruh pelajar di Tanah Air.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan bantuan tunai pendidikan kepada seluruh anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu dan yatim piatu.
"Kita ingin anak-anak ini semuanya jangan sampai ada yang tidak sekolah," ujar Presiden Joko Widodo kepada para jurnalis setelah membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Sleman dan sekitarnya.
Kepala Negara pun mengingatkan bahwa dalam era persaingan global seperti sekarang ini, kualitas sumber daya manusia Indonesia harus terus ditingkatkan.
Bahkan, menurut data yang diterima, saat ini sebesar 42,5 persen tenaga kerja Indonesia adalah lulusan SD, sedangkan 66 persen lulusan SD-SMP, dan 82 persen lulusan SD-SMP-SMA-SMK.
"Ini yang harus diperbaiki," ucapnya.
Dengan memberikan bantuan KIP, pemerintah berharap semua anak dapat memiliki akses pendidikan yang sama sehingga kualitas dari tenaga kerja akan meningkat.
"Agar semua anak bisa akses ke pendidikan, terlayani oleh pendidikan kita. Saya kira kesana, baru beberapa sekolah diarahkan untuk sisi perbaikan kualitas. Jadi ada yang diurusi kualitasnya tetapi juga urusan anak harus, sekolah itu harus," kata Presiden.
Untuk sekolah kejuruan, Presiden ingin siswa lebih banyak lagi belajar praktek di lapangan.
"Gurunya juga harus guru yang produktif, artinya guru yang bisa melatih. Misalnya pemasaran, melatih yang berkaitan dengan IT Komputer, yang berkaitan dengan 'assembling' otomotif, yang berkaitan dengan pelatihan bangunan, dengan elektronika," kata Presiden.
Pada kesempatan itu Presiden Joko Widodo membagikan 1.190 KIP bagi para siswa yatim piatu dari Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
Pembagian dilakukan di SMK Negeri 1 Tempel di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Besar bantuan yang diberikan adalah Rp450 ribu untuk siswa SD, Rp750 ribu untuk siswa SMP dan Rp1 juta untuk siswa SMA dan bantuan tersebut baru dapat diambil pada Juni-Juli 2017.
"Gunakan uang yang ada di kartu ini untuk keperluan sekolah. Jangan sampai memakai uang di kartu ini untuk membeli pulsa. Hati-hati, kalau ketahuan dicabut kartunya," kata Presiden.
Presiden berpesan agar para siswa dapat belajar dengan baik agar menjadi generasi yang cerdas dan siap bersaing.
Usai acara pembagian KIP tersebut, Presiden Joko Widodo beserta rombongan langsung melanjutkan perjalanan menuju Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman.
Di sana, Presiden Joko Widodo akan melakukan tendangan pertama sebagai tanda dimulainya Piala Presiden 2017.
Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam kegiatan ini, di antaranya Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan Pemerintah terus mengupayakan akses pelayanan pendidikan yang merata bagi seluruh pelajar di Tanah Air.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan memberikan bantuan tunai pendidikan kepada seluruh anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu dan yatim piatu.
"Kita ingin anak-anak ini semuanya jangan sampai ada yang tidak sekolah," ujar Presiden Joko Widodo kepada para jurnalis setelah membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di Sleman dan sekitarnya.
Kepala Negara pun mengingatkan bahwa dalam era persaingan global seperti sekarang ini, kualitas sumber daya manusia Indonesia harus terus ditingkatkan.
Bahkan, menurut data yang diterima, saat ini sebesar 42,5 persen tenaga kerja Indonesia adalah lulusan SD, sedangkan 66 persen lulusan SD-SMP, dan 82 persen lulusan SD-SMP-SMA-SMK.
"Ini yang harus diperbaiki," ucapnya.
Dengan memberikan bantuan KIP, pemerintah berharap semua anak dapat memiliki akses pendidikan yang sama sehingga kualitas dari tenaga kerja akan meningkat.
"Agar semua anak bisa akses ke pendidikan, terlayani oleh pendidikan kita. Saya kira kesana, baru beberapa sekolah diarahkan untuk sisi perbaikan kualitas. Jadi ada yang diurusi kualitasnya tetapi juga urusan anak harus, sekolah itu harus," kata Presiden.
Untuk sekolah kejuruan, Presiden ingin siswa lebih banyak lagi belajar praktek di lapangan.
"Gurunya juga harus guru yang produktif, artinya guru yang bisa melatih. Misalnya pemasaran, melatih yang berkaitan dengan IT Komputer, yang berkaitan dengan 'assembling' otomotif, yang berkaitan dengan pelatihan bangunan, dengan elektronika," kata Presiden.
Pada kesempatan itu Presiden Joko Widodo membagikan 1.190 KIP bagi para siswa yatim piatu dari Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
Pembagian dilakukan di SMK Negeri 1 Tempel di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Besar bantuan yang diberikan adalah Rp450 ribu untuk siswa SD, Rp750 ribu untuk siswa SMP dan Rp1 juta untuk siswa SMA dan bantuan tersebut baru dapat diambil pada Juni-Juli 2017.
"Gunakan uang yang ada di kartu ini untuk keperluan sekolah. Jangan sampai memakai uang di kartu ini untuk membeli pulsa. Hati-hati, kalau ketahuan dicabut kartunya," kata Presiden.
Presiden berpesan agar para siswa dapat belajar dengan baik agar menjadi generasi yang cerdas dan siap bersaing.
Usai acara pembagian KIP tersebut, Presiden Joko Widodo beserta rombongan langsung melanjutkan perjalanan menuju Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman.
Di sana, Presiden Joko Widodo akan melakukan tendangan pertama sebagai tanda dimulainya Piala Presiden 2017.
Turut mendampingi Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam kegiatan ini, di antaranya Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: