San Francisco (ANTARA News) - Kepala Eksekutif Uber, Travis Kalanick, menyatakan mundur dari Dewan Penasihat Ekonomi Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Kalanick sedang menghadapi tekanan. Menurut New York Times, dia menghadapi masalah berat setelah taksi Uber yang dipimpinnya dituduh mengambil kesempatan dalam kesempitan ketika mengantarkan para penumpang ke bandara di New York ketika tengah digelar protes luas terhadap kebijakan imigrasi Presiden Trump.

Tetapi ada tekanan yang lebih besar lagi kepada Kalanick, yakni keanggotaan dia dalam dewan penasihat ekonomi Presiden Trump sejak Desember lalu adalah hal yang kontroversial.

Setelah instruksi presiden Trump mengenai pelarangan warga tujuh negara muslim masuk AS, para karyawan Uber mempertanyakan Kalanick yang masih saja menjadi penasihat untuk Trump.

Akhirnya Kamis waktu AS Kalanick menjawab keresahan karyawannya dengan menyatakan mundur dari dewan penasihat ekonomi Trump.

"Ada banyak cara yang akan kita lanjutkan untuk membela perubahan yang adil dalam imigrasi, namun bertahan di dewan itu malah menjadi penghalang," tulis Kalanick dalam email kepada para karyawannya seperti dikutip New York Times.

Hengkangnya Kalanick ini menandai hubungan yang pelik dari para eksekutif Lembah Silikon yang ingin berbaik-baikkan dengan pemerintahan Trump demi kemudahan bisnis, namun disulitkan oleh kebijakan imigrasi Trump mengingat pekerja dan pasar mereka merambah di mana-mana termasuk di tujuh negara muslim yang warganya dilarang masuk ke AS oleh Trump.