Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Herman Tony, di Yogyakarta, Kamis, menyatakan, sejak awal Januari 2017 hingga saat ini rata-rata okupansi atau tingkat hunian kamar hotel baik berbintang atau nonbintang (melati) di DIY masih berkisar 30-40 persen.
Pada sisi lain, kata dia, masing-masing hotel harus saling bersaing mengingat jumlah kamar hotel di DIY yang dinilainya sudah over supply.
Pada 2015 PHRI DIY mencatat sebanyak 57 hotel bintang berdiri di Yogyakarta, sedangkan hotel nonbintang ada 1.010 hotel. Dari jumlah hotel itu, sebanyak 8.500 kamar hotel berbintang dan 13.000 kamar hotel nonbintang atau melati. "Mereka harus berbagi kue pengunjung," kata dia.
Menurut Herman, paket "Jogja Heboh" yang telah diluncurkan pada Selasa (31/1) itu akan secara efektif diberlakukan pada Februari 2017. Paket itu akan menyasar wisatawan domestik maupun mancanegara.
Sejumlah maskapai penerbangan nasional, di antaranya Garuda Indonesia, City Link, Lion Air, Sriwijaya Air, Express Air, Silik Asia, dan AirAsia.
Hotel-hotel itu adalah Hotel The Cube, Hotel Pesona Malioboro, Gallery Prawirotaman, Grand Zuri, Hotel Abadai, Hotel Tentrem, Hotel Prima, Hotel Prayogo, Villa Kali Opak, Hotel Neo Awana, Hotel Hom Platinum, Hotel Nueve, dan Hotel Cakra Kembang, Hotel Student.