Kala ide mentok, Barli Asmara pilih cari makan
2 Februari 2017 13:05 WIB
Perancang busana Barli Asmara di sela gelaran Indonesia Fashiow Week (IFW) 2017 di Jakarta, Rabu (1/2). (ANTARA News/ Lia Wanadriani Santosa)
Jakarta (ANTARA News) - Perancang busana Barli Asmara memiliki cara tersendiri saat tak satupun ide kreasi busana mengalir di kepalanya. Dia memilih mengonsumsi makanan lezat ketimbang melakukan hal lainnya.
Sembari mencari makanan lezat, Barli juga mengaku selalu memberikan jeda satu minggu, tak memikirkan soal rancangan busana, kendati berakibat lambatnya produksi karyanya.
"Makan enak atau melihat lingkungan sekitar. Tetapi saat stuck itu saya memberi waktu seminggu, akhirnya makanya bisa lambat untuk produksi. Karena sangking stuck- nya itu," ujar dia kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa (1/2).
Barli mengatakan, sebagai seorang yang terjun di bidang industri kreatif, dirinya tak melulu memikirkan sisi desain, tetapi juga segi bisnis karya busananya. Oleh karena itu, dia memandang pentingnya tim untuk membantu mengembangkan bisnis busananya.
"Makanya kita harus punya tim personal charge, untuk bisa melakukan mapping untuk bisa mendekatkan seperti networking, seperti partnership dan mitra. Selain itu, untuk mendukung kelangsungan promosi kita. Lima esensi misalnya provider, beauty product dan gadget," kata dia.
(Baca juga: Hitam putih Barli Asmara di IFW 2017)
Sembari mencari makanan lezat, Barli juga mengaku selalu memberikan jeda satu minggu, tak memikirkan soal rancangan busana, kendati berakibat lambatnya produksi karyanya.
"Makan enak atau melihat lingkungan sekitar. Tetapi saat stuck itu saya memberi waktu seminggu, akhirnya makanya bisa lambat untuk produksi. Karena sangking stuck- nya itu," ujar dia kepada ANTARA News di Jakarta, Selasa (1/2).
Barli mengatakan, sebagai seorang yang terjun di bidang industri kreatif, dirinya tak melulu memikirkan sisi desain, tetapi juga segi bisnis karya busananya. Oleh karena itu, dia memandang pentingnya tim untuk membantu mengembangkan bisnis busananya.
"Makanya kita harus punya tim personal charge, untuk bisa melakukan mapping untuk bisa mendekatkan seperti networking, seperti partnership dan mitra. Selain itu, untuk mendukung kelangsungan promosi kita. Lima esensi misalnya provider, beauty product dan gadget," kata dia.
(Baca juga: Hitam putih Barli Asmara di IFW 2017)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: