Kampus Malaysia ingin bangun pusat kebudayaan Lombok
31 Januari 2017 12:49 WIB
Dokumen foto keramaian wisata di Pantai Gili Trawangan, Pulau Lombok, nusa Tenggara Barat (NTB). Pembangunan perhotelan dan perumahan di Pulau Lombok berdampak terhadap indeks ketersediaan air yang kian berkurang. (ANTARA)
Mataram (ANTARA News) - Dekan Fakultas Musik dan Seni Persembahan Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia Prof Zaharul Lailiddin Bin Saidon, mengungkapkan keinginannya membangun pusat kajian dan kebudayaan Lombok di kampus itu.
"Ini kita lakukan karena kunjungan wisatawan asal Malaysia cukup tinggi ke Lombok. Bahkan, setiap hari kursi maskapai penerbangan tujuan Lombok dari Malaysia selalu penuh," kata Dekan Fakultas Musik dan Seni Persembahan UPSI Malaysia Prof Zaharul Lailiddin Bin Saidon di Mataram, Selasa.
Tingginya kunjungan wisatawan asal Malaysia ke Lombok itu, kata Zaharul, tidak terlepas dari branding Lombok sebagai Pulau Seribu Masjid dan Lombok sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia.
Sehingga, karena ada kesamaan dan jaminan halal itulah, ia menilai mengapa turis Malaysia tertarik datang ke Lombok.
Kendati begitu, ia menilai kunjungan wisatawan asal Malaysia masih terbatas pada usia di atas 40 tahun.
"Makanya dengan ada pusat kajian dan kebudayaan Lombok di Malaysia diharapkan wisatawan yang datang ke Lombok tidak lagi usia dewasa tetapi kalangan generasi muda. Khususnya, kalangan mahasiswa.
Untuk itu, agar bisa menarik generasi muda Malaysia ke Lombok. Pihaknya, akan membangun pusat kajian dan kebudayaan NTB, khususnya Lombok di UPSI, seperti yang sudah dilakukan beberapa universitas di Tiongkok yang mampu menjaring wisatawan generasi muda dari berbagai negara mengunjungi daerahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu dosen UPSI Malaysia, Dr Salman Al Farizi yang menilai pangsa pasar wisatawan Malaysia mengunjungi Lombok sudah cukup baik, hanya saja pangsa pasarnya perlu terus di dorong.
Salah satunya, dengan melakukan promosi pariwisata dari kampus ke kampus di Malaysia.
"Mahasiswa UPSI ada 26 ribu dan berasal dari berbagai negara. Ini bisa menjadi mitra pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata NTB, khususnya Lombok di Malaysia," kata dosen yang juga merupakan putra asli Lombok Tengah itu.
Karena itu, jika pusat kajian Lombok di wujudkan, menurutnya, promosi pariwisata tentang Lombok semakin lebih di kenal. Sehingga, wisatawan yang akan ke Lombok bisa lebih dulu mendapatkan gambaran sebelum tiba di Lombok.
"Jadi kalau ini terbentuk pemahaman tentang Lombok akan berubah, sehingga lebih di kenal," katanya.
"Ini kita lakukan karena kunjungan wisatawan asal Malaysia cukup tinggi ke Lombok. Bahkan, setiap hari kursi maskapai penerbangan tujuan Lombok dari Malaysia selalu penuh," kata Dekan Fakultas Musik dan Seni Persembahan UPSI Malaysia Prof Zaharul Lailiddin Bin Saidon di Mataram, Selasa.
Tingginya kunjungan wisatawan asal Malaysia ke Lombok itu, kata Zaharul, tidak terlepas dari branding Lombok sebagai Pulau Seribu Masjid dan Lombok sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia.
Sehingga, karena ada kesamaan dan jaminan halal itulah, ia menilai mengapa turis Malaysia tertarik datang ke Lombok.
Kendati begitu, ia menilai kunjungan wisatawan asal Malaysia masih terbatas pada usia di atas 40 tahun.
"Makanya dengan ada pusat kajian dan kebudayaan Lombok di Malaysia diharapkan wisatawan yang datang ke Lombok tidak lagi usia dewasa tetapi kalangan generasi muda. Khususnya, kalangan mahasiswa.
Untuk itu, agar bisa menarik generasi muda Malaysia ke Lombok. Pihaknya, akan membangun pusat kajian dan kebudayaan NTB, khususnya Lombok di UPSI, seperti yang sudah dilakukan beberapa universitas di Tiongkok yang mampu menjaring wisatawan generasi muda dari berbagai negara mengunjungi daerahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu dosen UPSI Malaysia, Dr Salman Al Farizi yang menilai pangsa pasar wisatawan Malaysia mengunjungi Lombok sudah cukup baik, hanya saja pangsa pasarnya perlu terus di dorong.
Salah satunya, dengan melakukan promosi pariwisata dari kampus ke kampus di Malaysia.
"Mahasiswa UPSI ada 26 ribu dan berasal dari berbagai negara. Ini bisa menjadi mitra pemerintah daerah dalam pengembangan pariwisata NTB, khususnya Lombok di Malaysia," kata dosen yang juga merupakan putra asli Lombok Tengah itu.
Karena itu, jika pusat kajian Lombok di wujudkan, menurutnya, promosi pariwisata tentang Lombok semakin lebih di kenal. Sehingga, wisatawan yang akan ke Lombok bisa lebih dulu mendapatkan gambaran sebelum tiba di Lombok.
"Jadi kalau ini terbentuk pemahaman tentang Lombok akan berubah, sehingga lebih di kenal," katanya.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: