Pertamina-PLN tanda tangani kontrak PLTGU Jawa 1
31 Januari 2017 12:18 WIB
Pekerja melakukan pengecekan mesin pembangkit listrik di PLTGU Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (4/9/2016). PLTGU Tanjung Priok menjadi salah satu pembangkit listrik untuk mengatasi krisis listrik di Jawa yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2017, dan akan diekspansi kapasitasnya hingga 1 x 800 MW. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Konsorsium PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) menandatangani kontrak jual beli (power purchase agreement/PPA) PLTGU Jawa 1 berkapasitas 1.760 MW dengan investasi senilai 1,8 miliar dolar AS.
"Kami memberikan apresiasi tertinggi kepada PLN atas pelaksanaan tender yang terbuka, transparan dan kompetitif, serta atas kepercayaan kepada konsorsium yang telah ditunjuk sebagai pemenang proyek PLTGU Jawa 1. Proyek ini menjadi bukti nyata sinergi dua BUMN besar Indonesia," kata Dirut Pertamina Dwi Soetjipto dalam sambutannya saat penandatanganan PPA seperti dikutip dari siaran pers di Jakarta, Selasa.
Penandatanganan PPA PLTGU Jawa 1 pada Selasa itu diwakili Ketua Konsorsium sekaligus Direktur Utama PT Jawa Satu Power Ginanjar dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir dengan disaksikan Dwi Soetjipto.
Dalam proyek PLTGU Jawa 1 dengan skema pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) itu, Pertamina berkonsorsium dengan Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation.
PLTGU akan dibangun di Cilamaya, Jawa Barat dan bakal menjadi pembangkit gas terbesar di Asia Tenggara.
Secara total, Pertamina akan membangun PLTGU Jawa 1 melalui kolaborasi dengan 18 mitra baik internasional yakni Jepang, Korea, Amerika, dan Eropa maupun domestik.
Menurut Dwi, PLTGU yang merupakan bagian program 35.000 MW itu dibangun dengan konsep terintegrasi fasilitas regasifikasi terapung (floating storage and regasifikasi unit/FSRU) pertama di Asia.
"Momentum ini menjadi salah satu pijakan penting bagi Pertamina dalam memulai bisnis IPP sekaligus menegaskan posisi dan perannya untuk mencapai visi sebagai world class energy company (perusahaan energi berkelas dunia)," katanya.
"Kami memberikan apresiasi tertinggi kepada PLN atas pelaksanaan tender yang terbuka, transparan dan kompetitif, serta atas kepercayaan kepada konsorsium yang telah ditunjuk sebagai pemenang proyek PLTGU Jawa 1. Proyek ini menjadi bukti nyata sinergi dua BUMN besar Indonesia," kata Dirut Pertamina Dwi Soetjipto dalam sambutannya saat penandatanganan PPA seperti dikutip dari siaran pers di Jakarta, Selasa.
Penandatanganan PPA PLTGU Jawa 1 pada Selasa itu diwakili Ketua Konsorsium sekaligus Direktur Utama PT Jawa Satu Power Ginanjar dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir dengan disaksikan Dwi Soetjipto.
Dalam proyek PLTGU Jawa 1 dengan skema pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) itu, Pertamina berkonsorsium dengan Marubeni Corporation dan Sojitz Corporation.
PLTGU akan dibangun di Cilamaya, Jawa Barat dan bakal menjadi pembangkit gas terbesar di Asia Tenggara.
Secara total, Pertamina akan membangun PLTGU Jawa 1 melalui kolaborasi dengan 18 mitra baik internasional yakni Jepang, Korea, Amerika, dan Eropa maupun domestik.
Menurut Dwi, PLTGU yang merupakan bagian program 35.000 MW itu dibangun dengan konsep terintegrasi fasilitas regasifikasi terapung (floating storage and regasifikasi unit/FSRU) pertama di Asia.
"Momentum ini menjadi salah satu pijakan penting bagi Pertamina dalam memulai bisnis IPP sekaligus menegaskan posisi dan perannya untuk mencapai visi sebagai world class energy company (perusahaan energi berkelas dunia)," katanya.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: