Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengikuti workshop mengenai fotografi, penulisan konten, dan promosi untuk produk.

Kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Perindustrian sebagai tindak lanjut dari Nota Kesepahaman tentang Pengembangan Sektor Industri melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

"Pada Jumat (27/1) kemarin, kami sudah tandatangani MoU dengan Kemkominfo dan Bukalapak. Ini adalah aksi nyata dalam implementasi e-smart IKM lewat bimbingan teknis, yang kami awali di sentra IKM Boyolali karena potensial," kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih, dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA News, Minggu.

Workshop kali ini diikuti sebanyak 20 IKM dari berbagai sektor usaha seperti kerajinan logam, furniture, kerajinan tas dari kulit ikan pari, serta makanan dan minuman.

"Secara teknis, para pelaku IKM ini selain mendapatkan pengetahuan, juga praktik langsung yang diajari oleh lima penggerak pelapak atau tim instruktur dari Bukalapak," ujar dia.

Di hari itu, lanjut Gati, para pelaku IKM sudah bisa mengunggah produk-produk jualannya di laman Bukalapak.

Gati menegaskan, workshop tersebut akan berkelanjutan dan bertujuan untuk memfasilitasi para pelaku IKM atau usaha ekonomi kreatif di dalam negeri agar dapat memanfaatkan teknologi dalam pengembangan produknya sehingga menjangkau pasar yang lebih luas, dengan melibatkan marketplace yang cukup berhasil.

"Untuk tahun ini, Kemkominfo akan memasang jaringan internet di 50 sentra IKM seluruh wilayah Indonesia," kata dia.

Dengan begitu, menurut Gati, kualitas produk IKM nasional semakin berdaya saing sehingga mampu menguasai pasar ASEAN maupun global.

"Di tengah kemajuan era digital, IKM kita harus membidik peluang tersebut secara tepat," tegasnya.

Langkah ini mendorong pula penumbuhan wirausaha baru di Indonesia sekaligus menjalankan program prioritas pemerintah di tahun ini mengenai pemerataan.

Potensi IKM yang cukup signifikan terlihat dari nilai ekspor IKM periode Januari-November 2016 mencapai 24,7 miliar dolar AS atau memberikan kontribusi 24,8 persen terhadap total ekspor industri non-migas.

Pada 2016, jumlah IKM di Indonesia diperkirakan tumbuh sebanyak 166 ribu unit atau naik 4,5 persen dibandingkan tahun 2015 dan telah menyerap tenaga kerja sebanyak 350 ribu orang.

"Oleh karena itu, Pemerintah tengah membangitkan gairah pelaku IKM kita agar terus berproduksi. Salah satunya melalui pemberian fasilitas berupa Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE)," papar Gati.

KITE bertujuan memberikan kemudahan bagi IKM dalam mengimpor bahan baku untuk proses produksi yang akan diekspor kembali sebagai produk jadi.

Selain itu, IKM juga akan diberikan insentif berupa pembebasan bea cukai serta Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM).

Rencananya, Presiden Joko Widodo akan meluncurkan KITE IKM tersebut di Joglo Lencoh, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah pada Senin (30/1).

Pada kesempatan tersebut, dijadwalkan hadir Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang akan turut mendampingi Presiden meninjau sentra IKM Tumang.