Jakarta (ANTARA News) - Ahli bahasa tubuh Monica Kumalasari menyoroti gaya berbicara pasangan calon gubernur Agus Harimurti Yudhoyono dan calon wakil gubernur Sylviana Murni dalam debat kandidat kedua yang berlangsung Jumat malam (27/1).

Pakar bahasa tubuh berbasis sains yang mendapat lisensi dari Paul Ekman itu menilai pasangan Agus-Sylvi masih menunjukkan gaya yang sama dengan debat pertama, salah satunya penggunaan kata-kata "saya".

Monica mencontohkan saat Agus mengatakan "visi saya dalam lima tahun ke depan" yang dinilainya kurang tepat karena ia memiliki calon wakil gubernur sehingga lebih tepat menggunakan kata-kata "visi kami".

"Padahal kan ini kerja tim. Dalam debat pertama padahal saya sudah mengkritik ini, tetapi pada debat kedua dia masih mengulangi itu. Jadi dia dengan Silvy tidak seperti bekerja satu tim," katanya saat berbincang dengan ANTARA News, Sabtu.

Monica, yang mengaku hadir langsung dalam debat itu menyatakan hal tersebut juga mengindikasikan bahwa Agus sebagai orang dengan tipe soliter.




ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.




Selain itu, dia juga menyinggung soal empati calon gubernur nomor urut satu itu, misalnya saat membahas kinerja pasangan gubernur petahana yang disebut Agus "rapornya masih merah", "pegawainya takut dipecat", serta "rakyat ketakutan".

"Itu dia katakan untuk menceritakan tentang keprihatinan rakyat tetapi tidak dengan ekspresi seharusnya. Tidak ada ekspresi empati yang ditunjukkannya. Ini juga terjadi di debat pertama," kata Monica.

Agus juga dinilainya menyampaikan jawaban seperti sedang meyakinkan moderator, bukan para penonton. "Dan jelas-jelas, Agus sangat text book, segala sesuatu melihat catatan," bebernya.




ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.





Sementara itu terkait Sylvi, lanjut dia, seperti tidak menguasai data, contohnya saat membicarakan tentang sampah.

"Dia beberapa kali melihat ke Agus seperti sedang meminta persetujuan karena tidak yakin tentang data ini," ungkap Monica.