Batam (ANTARA News) - Sebanyak 16 jenazah diduga korban kecelakaan kapal pengangkut TKI di Johor Malaysia ditemukan di perairan Bintan dan Batam sejak Kamis (27/1) pagi.
"Sampai saat ini sudah 16 ditemukan. Terdiri dari 15 laki-laki dan satu perempuan," kata Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol S Erlangga di Batam, Sabtu.
Erlangga mengatakan, 13 jenazah ditemukan di perairan Kabupaten Bintan sementara tiga jenazah ditemukan di perairan Nongsa Kota Batam.
Seluruh korban saat ini sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri di Nongsa Batam untuk keperluan idenifikasi oleh tim yang sudah dipersiapkan.
"Akan dilakukan identifikasi dulu terhadap jenazah-jenazah itu. Kalau sudah teridentifikasi akan disampaikan hasilnya untuk memastikan itu TKI yang menjadi korban kecelakaan tersebut atau bukan," kata dia.
Untuk mengantisipasi adanya jenazah korban lain yang terbawa arus sampai wilayah Kepri, Polda masih mengintensifkan pencarian bersama pihak terkait termasuk unsur TNI.
Seperti diketahui pada 23 Januari 2017 Pukul 9.17 waktu setempat telah terjadi kecelakaan kapal pembawa calon TKI (panjang lebih kurang 18 kaki) di Tanjung Rhu, Mersing, Johor. Sejumlah jenazah dan korban selamat ditemukan di Johor.
Kabid Dokkes Polda Kepri Kombes Pol Djarot Wibowo mengatakan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri menyiapkan 20 orang petugas untuk identifikasi sembilan jenazah diduga TKI korban kapal tenggelam di wilayah Johor Malaysia yang ditemukan di Bintan.
"TIM DVI terdiri dari 20 orang petugas akan melakukan identifikasi jenzah yang sudah ditemukan," kata dia.
RS Bhayangkara Polda Kepri memiliki fasilitas pendingin mayat yang baik sehingga jenazah tidak akan rusak meski disimpan dalam jangka lama.
Selain menyiapkan tim identifikasi, RS Bhayangkara Polda Kepri juga sudah menyiaapkan Posko Ante Mortem untuk mengumpulkan data pembanding dari pihak yang merasa kehilangan anggota keluarga dalam peristiwa itu.
16 jenazah ditemukan di Batam dan Bintan
28 Januari 2017 16:37 WIB
ilustrasi kapal tenggelam (ANTARA News/Handry Musa/2016)
Pewarta: Larno
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: