Warga Tionghoa padati wihara Thay Hin Bio
28 Januari 2017 16:27 WIB
Lampion Imlek Di Pati Pengunjung melihat lampion di kawasan klenteng Hok Tik Bio, Pati, Jawa Tengah, Minggu (31/1). Selain untuk menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2016 lampion-lampion tersebut untuk memperindah kawasan klenteng Hok Tik Bio yang merupakan kawasan kampung pecinan di wilayah tersebut. (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho) ()
Bandarlampung (ANTARA News) - Ribuan warga keturunan Tionghoa memadati tempat ibadah Wihara Thay Hin Bio Bandarlampung untuk melaksanakan ibadah dalam rangka Tahun Baru Imlek 2568.
Suasana di kawasan Wihara Thay Hin Bio, Bandarlampung, Sabtu, menunjukkan warga keturunan Tionghoa itu mendatangi kelenteng tertua di Provinsi Lampung itu sejak pagi hari untuk sembahyang dan berdoa bagi keselamatan dan kesejahteraan mereka.
Warga yang merayakan imlek itu secara bergelombang mendatangi wihara dengan penuh suka cita.
Beberapa di antara mereka usai melaksanakan ibadah sembahyang memohon doa kebaikan dan kedamaian, kemudian membeli beberapa ekor burung untuk selanjutnya diterbangkan ke alam bebas.
Warga yang membeli beberapa ekor burung kecil sejenis burung gereja mengaku melepaskan burung akan memberikan kegembiraan dan kebahagiaan seperti halnya burung yang dilepas dalam sangkar.
Acong, salah satu warga keturunan Tionghoa mengharapkan dalam perayaan imlek tahun ini dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik dari sebelumnya.
"Saya berharap imlek tahun ini dapat banyak mendatangkan banyak rezeki, termasuk kondisi kesehatan," ujarnya.
Sejumlah petugas terlihat berada di sekitar lokasi untuk mengamankan perayaan imlek masyarakat Tionghoa.
Beberapa petugas polisi lalu lintas juga terlihat menjaga arus lalu lintas di sekitar kawasan wihara tertua di Provinsi Lampung tersebut, mengingat arus lalu lintas di jalan melintasi wihara cukup padat.
Sejumlah petugas lokal dari masyarakat berpakaian seragam hijau daerah setempat, juga terlihat berada di lokasi wihara untuk menjaga ketertiban dan mengatur kendaraan yang parkir di sekitar lokasi wihara.
Selain sebagai wihara tertua, Thay Hin Bio juga merupakan warisan atau cagar budaya yang akan terus dipelihara kelestariannya.
Kelenteng yang berusia lebih 160 tahun itu merupakan wihara tertua di Lampung. Selain sebagai tempat ibadah, wihara ini juga menjadi objek wisata menarik di Kota Bandarlampung.
Di sekitar wihara terdapat toko-toko penjual buah tangan atau oleh-oleh khas Lampung, seperti keripik pisang, keripik nangka, keripik singkong, berbagai manisan, kopi, dan buah tangan lainnya.
Suasana di kawasan Wihara Thay Hin Bio, Bandarlampung, Sabtu, menunjukkan warga keturunan Tionghoa itu mendatangi kelenteng tertua di Provinsi Lampung itu sejak pagi hari untuk sembahyang dan berdoa bagi keselamatan dan kesejahteraan mereka.
Warga yang merayakan imlek itu secara bergelombang mendatangi wihara dengan penuh suka cita.
Beberapa di antara mereka usai melaksanakan ibadah sembahyang memohon doa kebaikan dan kedamaian, kemudian membeli beberapa ekor burung untuk selanjutnya diterbangkan ke alam bebas.
Warga yang membeli beberapa ekor burung kecil sejenis burung gereja mengaku melepaskan burung akan memberikan kegembiraan dan kebahagiaan seperti halnya burung yang dilepas dalam sangkar.
Acong, salah satu warga keturunan Tionghoa mengharapkan dalam perayaan imlek tahun ini dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik dari sebelumnya.
"Saya berharap imlek tahun ini dapat banyak mendatangkan banyak rezeki, termasuk kondisi kesehatan," ujarnya.
Sejumlah petugas terlihat berada di sekitar lokasi untuk mengamankan perayaan imlek masyarakat Tionghoa.
Beberapa petugas polisi lalu lintas juga terlihat menjaga arus lalu lintas di sekitar kawasan wihara tertua di Provinsi Lampung tersebut, mengingat arus lalu lintas di jalan melintasi wihara cukup padat.
Sejumlah petugas lokal dari masyarakat berpakaian seragam hijau daerah setempat, juga terlihat berada di lokasi wihara untuk menjaga ketertiban dan mengatur kendaraan yang parkir di sekitar lokasi wihara.
Selain sebagai wihara tertua, Thay Hin Bio juga merupakan warisan atau cagar budaya yang akan terus dipelihara kelestariannya.
Kelenteng yang berusia lebih 160 tahun itu merupakan wihara tertua di Lampung. Selain sebagai tempat ibadah, wihara ini juga menjadi objek wisata menarik di Kota Bandarlampung.
Di sekitar wihara terdapat toko-toko penjual buah tangan atau oleh-oleh khas Lampung, seperti keripik pisang, keripik nangka, keripik singkong, berbagai manisan, kopi, dan buah tangan lainnya.
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017
Tags: