Indonesia ingatkan penguatan pertumbuhan di G20
27 Januari 2017 19:10 WIB
ilustrasi: Suasana gedung-gedung perkantoran di daerah Jakarta Pusat, Jumat (23/12/2016). Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh sebesar 5,0 persen hingga 5,2 persen pada 2017. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)
Jakarta (ANTARA News) - Deputi Koordinasi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengatakan isu penguatan pertumbuhan ekonomi global menjadi salah satu prioritas agenda Indonesia di forum G20.
"Indonesia akan melanjutkan dan mendukung komitmen global dalam strategi pertumbuhan G20," kata Rizal dalam diskusi mengenai G20 di Jakarta, Jumat.
Rizal menjelaskan isu pertumbuhan ekonomi ini masih merupakan agenda yang relevan, apalagi perekonomian global saat ini sedang dilanda kelesuan dan cenderung melambat.
"Rata-rata pertumbuhan ekonomi negara maju sudah mentok, sangat lambat hanya satu atau dua persen. Sedangkan Indonesia masih diatas itu," katanya.
Menurut Rizal, Indonesia bisa memberikan kontribusi terhadap penguatan ekonomi global dan mewujudkan target tambahan pertumbuhan ekonomi G20 sebesar dua persen dalam waktu lima tahun.
"Secara domestik, Indonesia akan melakukan percepatan proyek infrastruktur dan percepatan reformasi struktural untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas," ujar Sherpa Indonesia di G20 ini.
Prioritas pertumbuhan ekonomi global ini akan menjadi salah satu agenda Indonesia yang disuarakan dalam KTT G20 yang pada 2017 berlangsung di Jerman.
Agenda lainnya dalam bidang keuangan adalah mendorong peningkatan resiliensi sistem keuangan global melalui peningkatan kerjasama dalam pengawasan dan mitigasi aliran modal yang sering menjadi penyebab volatilitas nilai tukar di negara berkembang.
Kemudian, meningkatkan efektivitas instrumen yang dimiliki oleh lembaga keuangan internasional dalam rangka memperkuat jaring pengaman keuangan global.
Indonesia juga akan mendorong peran lembaga keuangan internasional dalam investasi infrastruktur terutama bagi negara berkembang dan melanjutkan kerjasama perpajakan internasional menuju sistem pajak yang adil dan transparan.
Selain itu, mendorong ketahanan sektor keuangan domestik dengan mengimplementasikan kaidah internasional yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Indonesia, mengembangkan "fintech" dan memitigasi risikonya serta meningkatkan keuangan inklusif dan edukasi keuangan.
"Indonesia akan melanjutkan dan mendukung komitmen global dalam strategi pertumbuhan G20," kata Rizal dalam diskusi mengenai G20 di Jakarta, Jumat.
Rizal menjelaskan isu pertumbuhan ekonomi ini masih merupakan agenda yang relevan, apalagi perekonomian global saat ini sedang dilanda kelesuan dan cenderung melambat.
"Rata-rata pertumbuhan ekonomi negara maju sudah mentok, sangat lambat hanya satu atau dua persen. Sedangkan Indonesia masih diatas itu," katanya.
Menurut Rizal, Indonesia bisa memberikan kontribusi terhadap penguatan ekonomi global dan mewujudkan target tambahan pertumbuhan ekonomi G20 sebesar dua persen dalam waktu lima tahun.
"Secara domestik, Indonesia akan melakukan percepatan proyek infrastruktur dan percepatan reformasi struktural untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas," ujar Sherpa Indonesia di G20 ini.
Prioritas pertumbuhan ekonomi global ini akan menjadi salah satu agenda Indonesia yang disuarakan dalam KTT G20 yang pada 2017 berlangsung di Jerman.
Agenda lainnya dalam bidang keuangan adalah mendorong peningkatan resiliensi sistem keuangan global melalui peningkatan kerjasama dalam pengawasan dan mitigasi aliran modal yang sering menjadi penyebab volatilitas nilai tukar di negara berkembang.
Kemudian, meningkatkan efektivitas instrumen yang dimiliki oleh lembaga keuangan internasional dalam rangka memperkuat jaring pengaman keuangan global.
Indonesia juga akan mendorong peran lembaga keuangan internasional dalam investasi infrastruktur terutama bagi negara berkembang dan melanjutkan kerjasama perpajakan internasional menuju sistem pajak yang adil dan transparan.
Selain itu, mendorong ketahanan sektor keuangan domestik dengan mengimplementasikan kaidah internasional yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Indonesia, mengembangkan "fintech" dan memitigasi risikonya serta meningkatkan keuangan inklusif dan edukasi keuangan.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: