Semarang (ANTARA News) - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M Nasir, memastikan pesawat terbang N-219 siap uji terbang pada April 2017.

"Insya Allah, ini sekarang roda pendaratan sudah selesai, sayapnya juga sudah selesai. Tinggal perakitannya ke depan," katanya, di Semarang, Jumat.

Proses perakitan, kata mantan rektor terpilih Universitas Diponegoro Semarang itu, akan diselesaikan hingga akhir Maret 2017 untuk disiapkan uji terbang pada April mendatang.

"Uji terbang direncanakan di Bandung. Nanti area terbangnya selama 200-300 jam di seluruh Indonesia. Kalau ini sudah selesai, kemudian 2018 sudah bisa berproduksi," katanya.

Untuk berbagai perizinannya juga sudah dikantongi, lanjut dia, tinggal izin terbang saja yang jika sudah bisa diselesaikan berarti bisa dilakukan produksi secara massal.

"Untuk produksi, suku cadang sudah ada dukungan, sudah mendapatkan sertifikat juga. Tinggal masalah uji terbang," kata sosok kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 27 Juni 1960 itu.

Yang jelas, Nasir memastikan pesawat N-219 yang dibuat PT Dirgantara Indonesia itu 100 persen adalah buatan anak Indonesia, atau generasi kedua setelah pesawat N-250.

"Ini 100 persen buatan anak Indonesia, cuma komponennya ada yang dari asing, sebagian ada yang dari Indonesia. Tetapi, pembuatannya semua dilakukan orang Indonesia," katanya.


Hingga lima tahun ke depan, keperluan Indonesia akan pesawat terbang turboprop berkapasitas 20 tempat duduk diperkirakan hingga menyentuh angka hampir 100 unit. Angka ini semakin tinggi jika memasukkan keperluan pasar regional.