Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyatakan jumlah pemain sepak bola Tanah Air sangat sedikit, hanya 67.000 orang dari 250 juta penduduk Indonesia.

"Malaysia saja punya sekitar 585 ribu pesepak bola dari sekitar 24,4 juta penduduknya. Di Thailand ada 1,3 juta dari 64 juta penduduk. Kalau di Eropa, misalnya Spanyol, mereka memiliki 4,1 juta pemain sepak bola dari 46,8 juta penduduk," ujar Ketua Umum PSSI Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi dalam pengarahannya kepada pengurus PSSI periode 2016--2020 yang baru dilantik, di Jakarta, Jumat.

Berkaca dari data tersebut, Edy meminta Indonesia, khususnya PSSI, bercermin diri. Menurut pria yang juga menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ini, sulit mendapatkan kualitas mumpuni jika kuantitas (jumlah) tidak memadai.

Alasan itu pulalah yang membuat Indonesia terpaksa harus mencari bakat-bakat dari luar negeri dan melakukan naturalisasi demi mengisi posisi di tim nasional.

"Oleh karena itu di masa kepengurusan PSSI yang baru ini, saya ingin ada 250.000 pesepak bola Indonesia sampai akhir tahun 2017. Dan dalam jangka panjang, pada tahun 2020, saya berharap kita sudah punya setidaknya 2,5 juta pemain sepak bola," tutur Edy.





Strategi

Berbagai strategi disiapkan untuk memenuhi target PSSI tersebut. Setitik cahaya terang pun sudah tercipta mengingat pemerintah menunjukkan keseriusan dengan membentuk tim khusus untuk memajukan persepakbolaan Indonesia, yang beranggotakan beberapa menteri Kabinet Kerja yang dibahas dalam rapat terbatas Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional pada Selasa (24/1) yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo.

Ada beberapa rencana yang berusaha diwujudkan, dari menambah jumlah pelatih berlisensi FIFA/AFC, yang di Indonesia jumlahnya tidak sampai 200 orang padahal di negara lain seperti Jerman punya 28.000 wasit berlisensi, sampai pembangunan lapangan sepak bola layak pakai.

"Presiden meminta kepada para menteri agar ada satu lapangan layak di setiap desa. Nanti diiringi pula pemberian bola," tutur Edy Rahmayadi.

Kemudian, di kompetisi liga yang akan bergulir 26 Maret 2017, PSSI mewajibkan para klub untuk mengontrak setidaknya lima pemain berusia 23 tahun ke bawah (U-23) dan memainkan tiga orang di antaranya setiap pertandingan.

Selain itu, PSSI membatasi batas maksimal usia pemain setiap tim, di mana pemain berusia 35 tahun dibatasi maksimal dua orang setiap klub. Ini dilakukan demi mempermulus regenerasi pemain.

"Pemain U-23 itu harus bisa dimainkan. Ada yang bertanya kepada saya, kalau tidak bisa bagaimana? Ya, mesti dicari. Jika pemain-pemain muda tidak bisa dimunculkan, bagaimana mau mencapai target 250.000 pemain di tahun 2017 itu?," tutur Edy.