Semarang (ANTARA News) - Realisasi investasi di Jawa Tengah pada tahun 2016 melebihi yang diharapkan, yakni mencapai Rp38,183 triliun, atau 39 persen lebih tinggi dari yang ditargetkan Rp27,5 triliun.

Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jateng, Prasetyo Aribowo, realisasi yang melebihi target itu merupakan sinyal dan apresiasi yang diberikan dunia usaha kepada Jawa Tengah. Dengan peningkatan ini artinya semakin banyak investor yang tertarik untuk masuk di Jawa Tengah.

"Di sisi lain, kabupaten dan kota juga maksimal dalam mendayagunakan potensi daerah," katanya di Semarang, Jumat.

Berdasarkan data, nilai investasi dari penanaman modal asing (PMA) sebesar 1.030.795.000 dolar AS. Sedangkan dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp24.070.352.000.000.

Prasetyo mengatakan total jumlah proyek untuk PMDN selama tahun 2016 sebanyak 1.008 proyek, sedangkan untuk PMA sebanyak 1.060 proyek.

Sementara itu, khusus untuk PMA jenis industri yang paling banyak masuk ke Jawa Tengah adalah industri tekstil yaitu sebanyak 149 proyek.

Selanjutnya diikuti oleh sektor perdagangan dan reparasi sebanyak 139 proyek. Sedangkan dari sisi negara asal investor, yang paling banyak masuk ke Jawa Tengah adalah Korea Selatan dengan jumlah proyek sebanyak 223.

"Negara selanjutnya yang juga memiliki banyak proyek di Jawa Tengah adalah Singapura dengan jumlah proyek sebanyak 135 dan diikuti oleh British Virgin Island dengan jumlah proyek 103," katanya.

Prasetyo mengatakan, untuk PMDN jenis industri yang paling banyak masuk ke Jawa Tengah adalah sektor perdagangan dan reparasi dengan total proyek sebanyak 182.

"Selanjutnya diikuti oleh industri makanan dengan jumlah proyek 148 dan ada sektor konstruksi dengan jumlah proyek 129," katanya.