Denpasar (ANTARA News) - Umat Khonghucu di Vihara Dharmayana Kuta, Kabupaten Badung, Bali, menggelar kirab barongsai dan naga di seputar kawasan Kuta pada Jumat sore sebagai upaya untuk menetralisir pengaruh negatif.

Kelian Banjar Dharma Semadi selaku penanggung jawab Vihara Dharmayana Kuta Adi Dharmaja Kusuma mengatakan, lima barong dan dua naga yang melibatkan anak-anak muda itu akan diarak dengan iringi alunan instrumen musik tradisiol Bali (gamelan).

Ia mengatakan, kegiatan tersebut mengawali seluruh rangkaian menyambut Tahun Baru Imleks 2568 melewati jalan Belambangan, Jalan Kalianget, Jalan Raya Kuta dan kembali ke Vihara. Upacara Amita Puja akan dilaksanakan pada setiap perempatan dan pertigaan jalan yang dilalui yang diperkirakan berlangsung selama satu jam, mulai 17.00 waktu setempat.

Pagelaran barongsai dan naga "ngelawang" itu diupayakan sedapat mungkin tidak mengganggu lalu lintas yang kondisinya selama ini sangat padat.

Adi Dharmaja Kusuma menambahkan, sebelumnya telah berkoordinasikan dengan kepolisian setempat dan pecalang, petugas keamanan desa adat Kuta untuk membantu kelancarannya, mengingat arus lalu lintas di kawasan Kuta sangat padat. Semua kegiatan dalam rangkaian Imlek diharapkan dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Setelah kirab berakhir di tempat suci itu mulai melakukan Amita Puja yang berlangsung hingga malam dan pada puncak keesokan harinya. Salah satu kegiatan inti untuk menutup tahun itu seluruhnya akan berlangsung selama 15 hari hingga 11 Februari 2017.

Adi Dharmaja menjelaskan, Vihara Dharmayana Kuta merupakan salah satu vihara yang tertua di Bali. Biasanya setiap merayakan Imlek banyak umat yang datang dari berbagai daerah di Bali untuk melakukan pemujaan.

"Kami sangat terbuka tidak tertutup kemungkinan wisatawan mancanegara khususnya dari Tiongkok akan ikut melakukan pemujaan bertepatan dengan Hari Raya Imlek tersebut," kanya.

Ia mengatakan, pada perayaan Imlek tahun lalu sekitar 2.500 umat melakukan pemujaan, tahun ini diperkirakan meningkat hingga 3.000 orang.

Pemujaan tersebut akan berlangsung hingga 15 hari ke depan, sehingga umat yang akan melakukan kegiatan ritual itu tidak membludak pada hari raya Imlek, ujar Adi Dharmaja.