Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian memperkuat kemitraan industri kecil dan menengah (IKM) dengan BUMN dan industri besar guna memperluas akses pasar, serta menumbuhkan wirausaha baru dan mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat.

"Kerja sama dalam bentuk kemitraan merupakan salah satu strategi yang perlu dilakukan untuk pengembangan IKM nasional agar mampu berdaya saing global," kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui keterangan tertulis, Kamis.

Menurut dia, IKM berperan penting mewujudkan tujuan pembangunan negara sekaligus sebagai sektor yang mampu diandalkan untuk mendukung ketahanan ekonomi.

"Hampir 90 persen perekonomian dunia ditopang oleh IKM. Untuk itu, pemerintah terus memberikan perhatian lebih kepada IKM melalui fasilitasi, salah satunya, yang saat ini akan dilakukan melalui fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE)," tuturnya.

Gati menyampaikan, sebanyak 40 IKM yang berasal dari sentra logam di daerah Ceper, Klaten dan Tegal termasuk di dalamnya binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang dikumpulkan bersama dengan BUMN dan industri besar potensial.

BUMN tersebut, antara lain PT. K AI, PT. INKA, PT. PLN, PT. PDAM, PT. Jasa Marga, PT. Adhi Karya, PT. Nindya Karya, dan PT. Waskita Karya. Sedangkan, industri besarnya meliputi PT. Polytron, PT. Panasonic, PT. Shimizu, dan PT. Sanken.

"Target kami dari 40 IKM logam ini dapat order lagi dari BUMN dan industri besar. Sebelumnya, IKM di Ceper sudah kerja sama dengan PT INKA. Selain itu, komponen pompa air Panasonic dipasok dari IKM Klaten," ujarnya.

Gati juga berharap, YDBA dapat membimbing para pelaku IKM di beberapa sentra mengenai kualitas, biaya, pengiriman, dan layanan yang lebih baik.

Kemenperin mencatat, sebanyak 300 IKM di sentra logam Ceper, Jawa Tengah telah menyerap tenaga kerja 3.200 orang yang mampu menghasilkan berbagai produk seperti perlengkapan PDAM, pompa air, manhole, anak timbangan dan pemberat.

Sedangkan, di sentra IKM logam Tegal, tercatat lebih dari 2.929 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja mencapai 1.500 orang memproduksi komponen untuk mesin pertanian, perkapalan, mesin berat, dan otomotif.

Sementara itu, Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kemenperin Endang Suwartini menjelaskan, IKM logam memiliki potensi pasar yang cukup besar di lingkungan industri besar dan BUMN.

"Misalnya, IKM Ceper, omset mereka yang berputar pada tahun 2015 mencapai Rp22,5 miliar dan diharapkan dengan kerja sama yang semakin sinergi dengan BUMN dan industri besar ini, omsetnya makin meningkat dari tahun ke tahun," paparnya.

Endang juga menyebutkan, manfaat yang didapat dari pelaku IKM selain kepastian pasar, juga dapat belajar untuk terus melakukan perbaikan kualitas produk, SDM, sistem manajemen mutu, serta meningkatkan akses informasi dan teknologi agar menjadi sosok mitra yang berdaya saing.

"Ini sesuai dengan tagline acaranya, yaitu Bertemu, Sepakat, Bermitra," ujarnya.

Endang menegaskan, sudah menjadi bagian dari tugas utama Kemenperin dalam memberikan fasilitas bantuan informasi pasar, promosi dan pemasaran bagi IKM sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian.

"Kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan penetrasi pasar bagi produk-produk IKM di dalam negeri seperti pada sektor infrastruktur, produk elektronika, dan perkeretaapian," ungkapnya.