Kabul (ANTARA News) - Para pemrotes yang marah, Minggu, memblokade jalan antara ibukota provinsi Nangarhar di Afghanistan timur dan kota perbatasan dengan Pakistan setelah pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) membunuh enam orang termasuk dua wanita, kata para pejabat. Sayed Abdul Ghafour, kepala polisi provinsi Nangarhar mengatakan enam warga sipil termasuk dua wanita tewas akibat satu serangan di distrik Bati Kot, dan penduduk setempat meletakkan mayat-mayat itu korban itu di jalan raya dan memlokir lalulintas di satu jalan yang ramai menuju Pakistan. Militer AS mengakui empat orang dari enam orang yang tewas itu adalah gerilyawan yang mengoperasikan sel bom bunuh diri di daerah itu dan menembak terlebih dulu pasukan gabungan ketika mereka tiba di lokasi itu. "Dalam operasi itu , pasukan koalisi mendapat serangan senjata kecil dari beberapa gerilyawan ketika mereka berusaha memasuki lokasi itu. Pasukan koalisi membalas tembakan itu yang menewaskan empat gerilyawan," kata pernyataan itu. "Seorang wanita dewasa dan seorang berusia belasan tahun juga tewas dalam baku tembak antara gerilyawan dan pasukan koalisi," kata pernyataan itu. Pasukan koalisi memperoleh "bukti yang dapat dipercaya" yang menunjukka bahwa para gerilyawan sedang berencana melakukan tiga serangan mobil bunuh diri terhadap pasukan di daerah itu dalam beberapa pekan ke depan, katanya. Seorang anak muda dan seorang wanita berusia belasan tahun cedera dalam baku tembak itu dan dirawat di sebuah rumah sakit koalisi, kata pernyataan tersebut, dan menambahkan pasukan gabungan menemukan senapan-senapan AK-47, senjata lainnya, bahan-bahan untuk bom pinggir jalan sementara seorang pria juga ditahan untuk diperiksa. Haji Basir Khan, seorang pemuka masyarakat mengatakan para pemrotes itu menutup jalan dan meneriakkan slogan-slogan " matilah Amerika," kata Khan dan menambahkan dua wanita dan dua anak-anak juga ditahan oleh "pasukan asing." Pada 4 Maret , Marinir AS melepaskan tembakan ke satu massa, menewaskan paling tidak 12 orang dan mencederai lusinan lainnya setelah konvoi mereka diserang seorang pembom bunuh diri di daerah yang sama Bati Kot. Insiden itu juga memicu protes besar. Militer sebelumnya mengatakan pasukan juga diserang gerilyawan di jalan itu setelah serangan bunuh diri terjadi, tapi satu kelompok hak asasi manusia Afghanistan yang independen menunjukkan tidak ada serangan lain kecuali ledakan itu. "Kami sedih tewasnya warga sipil itu," kata Chris Belcher, juru bicara militer AS yang dikutip dalam pernyataan pers hari Minggu itu, seperti dikutip DPA. (*)