Sharp Indonesia bidik pertumbuhan penjualan tujuh persen
25 Januari 2017 16:17 WIB
(kika) - Presdir PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Fumihiro Irie, GM Strategi Merek SEID Haruhiko Sano, dan Senior GM Divisi Penjualan Andry Adi Utomo.
Jakarta (ANTARANews) - Produsen elektronik Jepang, PT Sharp Electronics Indonesia (SEID), membidik pertumbuhan penjualan tujuh persen seiring optimismenya bahwa ekonomi nasional tahun ini akan lebih baik.
"Prospek bisnis dan prediksi (pasar elektronik) tahun ini cukup bagus, harus ada pertumbuhan," kata Senior GM Penjualan Nasional SEID Andry Adi Utomo, di Jakarta, Rabu.
Sharp optimistis ekonomi Indonesia bakal tumbuh antara 5,1-5,0 persen dengan sektor konsumsi sebagai pendorong utamanya.
Selain itu, kata dia, pemerintah pun memiliki daya dukung yang kuat terhadap pembangunan di berbagai sektor terutama infrastruktur, manufaktur, pertanian, dan pertambangan, yang akan mendongkrak daya beli masyarakat.
"Suksesnya tax amnesty dan peningkatan harga komoditas juga akan mempengaruhi bisnis elektronik. Tahun ini harusnya tahun perbaikan," ujar Andry.
Oleh karena itulah, SEID, lanjut dia, mencanangkan perrtumbuhan penjualan terutama untuk peralatan elektronik rumah tangga (home appliances) seperti lemari es, televisi, pengatur suhu dalam ruang (AC), dan mesin cuci, sebesar tujuh persen pada 2017, naik dibandingkan pertumbuhan tahun 2015 ke 2016 yang hanya mencapai dua persen.
"Tahun lalu pasar elektronik secara nasional turun sekitar 2,7 persen. Namun SEID tetap membukukan pertumbuhan sekitar dua persen, dengan penjualan sekitar Rp7,8 triliun," kata Andry.
Untuk mendongkrak pertumbuhan, SEID, menurut dia, akan semakin fokus menggarap pasar televisi di Indonesia yang tingkat kepemilikannya masih kecil sehingga terbuka peluang untuk tumbuh. Apalagi Sharp di segmen tersebut hanya menguasai sekitar 15 persen pasar.
"Tahun ini kami menargetkan penguasaan pasar televisi di Indonesia sebesar 30 persen," kata Andry.
Untuk itu, pihaknya tengah mempersiapkan produk-produk televisi yang sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia terutama di segmen 24 dan 32 inci yang banyak peminatnya.
"Kami sudah siapkan produk local fit (sesuai kebutuhan lokal) dengan harga yang sangat kompetitif dengan produk sejenis," katanya.
Andry yakin pihaknya memiliki daya saing lebih kuat tahun ini setelah pertengahan tahun lalu Sharp Electronics menandatangani kesepakatan menjalin aliansi strategis dengan Foxconn Technologi Group.
Sementara itu, Presdir SEID Fumihiro Irie menegaskan Sharp akan memperkuat penguasaan pasar barang elektronik di Indonesia, pada semua segmen, terutama yang telah diproduksi di Indonesia seperti televisi, lemari es, dan mesin cuci.
"Salah satunya dengan memperluas jaringan pemasaran secara online," ujarnya. Ia pun optimistis tahun 2017 merupakan tahun pertumbuhan sehingga mencanangkan peningkatan produksi maupun penjualan Sharp di Indonesia.
Sejak berada di Indonesia tahun 1970-an, Sharp telah memproduksi 15 juta lemari es sampai April 2016., kemudian produksi televise sebanyak 20 juta unit sampai Oktober 2016, dan produksi lima juta mesin cuci sampai Desember 2016.
"Prospek bisnis dan prediksi (pasar elektronik) tahun ini cukup bagus, harus ada pertumbuhan," kata Senior GM Penjualan Nasional SEID Andry Adi Utomo, di Jakarta, Rabu.
Sharp optimistis ekonomi Indonesia bakal tumbuh antara 5,1-5,0 persen dengan sektor konsumsi sebagai pendorong utamanya.
Selain itu, kata dia, pemerintah pun memiliki daya dukung yang kuat terhadap pembangunan di berbagai sektor terutama infrastruktur, manufaktur, pertanian, dan pertambangan, yang akan mendongkrak daya beli masyarakat.
"Suksesnya tax amnesty dan peningkatan harga komoditas juga akan mempengaruhi bisnis elektronik. Tahun ini harusnya tahun perbaikan," ujar Andry.
Oleh karena itulah, SEID, lanjut dia, mencanangkan perrtumbuhan penjualan terutama untuk peralatan elektronik rumah tangga (home appliances) seperti lemari es, televisi, pengatur suhu dalam ruang (AC), dan mesin cuci, sebesar tujuh persen pada 2017, naik dibandingkan pertumbuhan tahun 2015 ke 2016 yang hanya mencapai dua persen.
"Tahun lalu pasar elektronik secara nasional turun sekitar 2,7 persen. Namun SEID tetap membukukan pertumbuhan sekitar dua persen, dengan penjualan sekitar Rp7,8 triliun," kata Andry.
Untuk mendongkrak pertumbuhan, SEID, menurut dia, akan semakin fokus menggarap pasar televisi di Indonesia yang tingkat kepemilikannya masih kecil sehingga terbuka peluang untuk tumbuh. Apalagi Sharp di segmen tersebut hanya menguasai sekitar 15 persen pasar.
"Tahun ini kami menargetkan penguasaan pasar televisi di Indonesia sebesar 30 persen," kata Andry.
Untuk itu, pihaknya tengah mempersiapkan produk-produk televisi yang sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia terutama di segmen 24 dan 32 inci yang banyak peminatnya.
"Kami sudah siapkan produk local fit (sesuai kebutuhan lokal) dengan harga yang sangat kompetitif dengan produk sejenis," katanya.
Andry yakin pihaknya memiliki daya saing lebih kuat tahun ini setelah pertengahan tahun lalu Sharp Electronics menandatangani kesepakatan menjalin aliansi strategis dengan Foxconn Technologi Group.
Sementara itu, Presdir SEID Fumihiro Irie menegaskan Sharp akan memperkuat penguasaan pasar barang elektronik di Indonesia, pada semua segmen, terutama yang telah diproduksi di Indonesia seperti televisi, lemari es, dan mesin cuci.
"Salah satunya dengan memperluas jaringan pemasaran secara online," ujarnya. Ia pun optimistis tahun 2017 merupakan tahun pertumbuhan sehingga mencanangkan peningkatan produksi maupun penjualan Sharp di Indonesia.
Sejak berada di Indonesia tahun 1970-an, Sharp telah memproduksi 15 juta lemari es sampai April 2016., kemudian produksi televise sebanyak 20 juta unit sampai Oktober 2016, dan produksi lima juta mesin cuci sampai Desember 2016.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: