Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia akan menghentikan rencana keikutsertaan dalam perundingan Kemitraan Trans Pasifik (TPP) setelah Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa Amerika Serika menarik diri dari negosiasi itu, kata Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan Dewi Fortuna Anwar.

"Tadi Pak Wapres (Jusuf Kalla) mengatakan Indonesia tadinya sempat tertarik bergabung dengan TPP, tapi kalau Amerika sendiri sudah tidak ada di TPP, tidak usah ditindaklanjuti lagi," kata Dewi usai dikunjungi Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu.

Terkait dampak penarikan diri AS dari TPP terhadap kerja sama dengan Indonesia, Dewi mengatakan Indonesia baru tertarik bergabung dengan TPP karena melihat ada peluang untuk berkompetisi di pasar yang lebih luas. Oleh karena itu, dalam kerja sama perdagangan lintas Pasifik ini, posisi Indonesia masih menunggu posisi negara-negara lain.

"Jadi sekarang itu fokusnya lebih kepada kerja sama bilateral yang saling menguntungkan," kata JK.

Dewi mengatakan Indonesia menyambut baik keinginan AS untuk lebif fokus pada peningkatan kerja sama bilateral, terutama pada bidang-bidang yang menjadi prioritas nasional, yakni pembangunan infrastruktur, kemandirian pangan dengan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani, serta peningkatan manufaktur.

Indonesia menyatakan tertarik bergabung dalam TPP setelah Presiden Joko Widodo mengunjungi Amerika Serikat pada Februari 2016, dan telah memerintahkan jajarannya mempelajari skema kerja sama itu mengingat Indonesia akan masuk di tengah-tengah perundingan.

TPP digagas oleh Presiden Barack Obama pada 2013 sebagai wadah perdagangan bebas di kawasan Pasifik yang melibatkan banyak negara, termasuk beberapa anggota ASEAN, namun pada 23 Januari 2017 Presiden Donald Trump membatalkan keikutsertaan AS dalam perundingan ini.