Jakarta (ANTARA News) - Manajer Leicester City Claudio Ranieri mengaku timnya tengah berjuang menghindarkan diri dari degradasi sewaktu kalah telak 0-3 melawan Southampton Minggu malam tadi.
Faktanya Leicester kini hanya lima poin dari zona degradasi setelah The Saints menggasak mereka lewat gol-gol ciptaan James Ward-Prowse, Jay Rodriguez dan Dusan Tadic.
Leicester menyamai rekor terburuk yang pernah dicapai juara bertahan liga setelah melewati 22 pertandingan liga musim ini. Mereka menyamai rekor Ipswich Town pada musim 1962-1963 yang saat itu berstatus juara bertahan liga.
Setelah menelan kekalahan kesebelas dalam 22 pertandingan liga, Ranieri kemudian mengakui perubahan taktik telah mengantarkan timnya kalah.
Ketika ditanya apakah Leicester sedang berjuang menghindari degradasi, Ranieri menjawab, "Ya, sudah tentu, dan untuk musim ini saya memasang target 40 poin pada awal musim. Perhatikan, tujuan kami, target kami, adalah 40 poin. Penting untuk mencapainya sesegera mungkin."
Ranieri tidak mau mengambinghitamkan pemainnya, sebaliknya dia mengakui perubahan strategi bermain dari formasi 4-4-2 yang membuat mereka berhasil musim lalu, adalah faktor melempemnya Leicester musim ini.
"Saya sudah berusaha membantu para pemain dalam dua pertandingan terakhir, saya ubah formasi normal kami saat melawan Chelsea dengan memasang tiga bek dan hari ini saya memainkan formasi berlian, dan itu menciptakan kesalahpahaman," kata dia dalam laman ESPN.
"Sejauh ini pemain-pemain saya menggunakan formasi 4-4-2 atau 4-2-3-1, saya keliru dan adalah kesalahan saya dalam dua pertandingan terakhir. Hari ini ada yang salah dan itu tanggung jawab saya."
Ranieri akui perubahan taktik membuat Leicester ambruk
23 Januari 2017 01:52 WIB
Pelatih Leicester City, Claudio Ranieri (Reuters)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017
Tags: