Jakarta (ANTARA News) - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan kasus temuan penyakit antrax menjangkiti manusia di Kulon Progo, Yogyakarta, sedang diinvestigasi.

"RSUP dr Sardjito Yogyakarta hingga saat ini masih melakukan serangkaian pemeriksaan lebih detail untuk memastikan adanya bakteri antrax pada pasien yang meninggal pada tanggal 6 Januari lalu dan perlu konfirmasi laboratorium Litbangkes," kata Oscar lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Dia mengatakan terdapat kabar di media sosial yang menyatakan terdapat 15 orang di Kulon Progo yang dirawat di RS Sardjito karena antrax.

"Berita itu tidak benar. RSUP dr Sarjdito hanya merawat satu pasein diduga antrax. Masyarakat tidak perlu khawatir karena rumah sakit aman untuk berkunjung maupun berobat," kata dia.

Dinas Kesehatan Kulon Progo, kata dia, sebelumnya telah melakukan investigasi bersama dengan Dinas Peternakan, Field Epidemiology Training Program (FETP) Fakultas Kedokteran UGM, INA RESPOND Litbangkes, Balai Besar Veteriner Wates dan RSUP dr Sarjdito.

Hasil itu, lanjut dia, akan diverifikasi oleh Kemenkes. Tim akan memastikan tidak ada kasus tambahan pada manusia. Hingga saat ini Dinas Kesehatan Kulon Progo masih dapat menangani kasus di wilayahnya.

Dia mengatakan yang dilakukan Dinkes setempat di antaranya adalah penemuan dan penanganan penderita, pemeriksaan laboratorium untuk kepastian diagnosis, pelacakan faktor risiko penularan, pembaruan pengetahuan di Puskesmas Girimulyo 2 dan melakukan pengobatan.

Selain itu, masih kata dia, dilakukan juga penanganan limbah medis (limbah B3B ke Medivest dan pengendalian faktor risiko), sosialisasi kepada camat, kepala desa dan kepala dusun serta pemberian suplemen kepada petugas di lapangan.

Oscar mengatakan masyarakat khususnya di wilayah Kulon Progo tidak perlu takut mengkonsumsi daging asalkan dagingnya sehat. Perlu bagi masyarakat untuk memastikan daging yang dibeli bersertifikat, masak daging dengan sempurna dengan suhu lebih dari 100 derajat celcius selama 5-10 menit serta selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).