Temuan tentang beruang KBB dilaporkan ke Menteri Siti
21 Januari 2017 22:24 WIB
Beruang Madu beraktivitas di dalam kandangnya di Kebun Binatang Tamansari Bandung, Jawa Barat, Kamis (19/1/2017). Beruang Madu tersebut menjadi "viral" setelah Yayasan Scorpion Indonesia mengunggah video Beruang tersebut di Media sosial. Pihak Yayasan Kebun Binatang Bandung menyanggah kebenaran video tersebut dan menyatakan Beruang Madu tersebut dalam kondisi sehat dan selalu dalam pengawasan pihak pengelola. (ANTARA /Agus Bebeng)
Bandung (ANTARA News) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat akan melaporkan hasil rapat pertemuan antara LSM Yayasan Scorpion Indonesia dengan pengelolaan Yayasan Margasatwa Taman Sari Bandung selaku pengelola Kebun Binatang Bandung kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
Rapat pertemuan yang digelar di Kantor Pengelola Kebun Binatang Bandung, Jalan Tamansari Kota Bandung, pada Sabtu siang tersebut digelar terkait kondisi salah satu koleksi satwanya yakni seekor beruang madu yang dikabarkan kelaparan.
"Jadi proses pemeriksaan semua aspek bukan hanya Beruang (Madu) tapi juga setelah kematian Gajah Yani ada enggak progres, kemudian yang lain-lain juga kita cek semua. Rencananya Senin (23/1) sore nanti saya ke Jakarta ketemu Ibu Menteri LHK," kata Kepala Balai BKSDA Jawa Barat Sustyo Iriyono.
Menurut dia, sebelumnya BBKSDA Jawa Barat telah menerjunkan tim untuk memeriksa kondisi kesehatan seluruh satwa yang menjadi koleksi Kebun Binatang Bandung terkait adanya laporan kondisi beruang madu yang diduga kelaparan.
Ia menuturkan persoalan tentang tata kelola lembaga konservasi seperti Kebun Binatang harus terus dievaluasi guna mencegah terjadinya insiden di Kebun Binatang Surabaya.
"Jadi harapan saya, kalaupun kualitas kebun binatang tidak seperti luar negeri minimal mendekati yang layak lah. Sehingga saya tidak ingin Kebun Binatang Bandung menjadi Kebun Binatang Surabaya jilid dua, semua juga prihatin," kata dia.
Sementara itu, Sekjen Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Tony Sumampau menambahkan kondisi Kardit, yakni Beruang Madu di Kebun Binatang Bandung yang diberitakan oleh media massa luar negeri, dalam kondisi sehat.
Toni menuturkan Beruang Madu tersebut memang sempat mengidap penyakit cacingan saat diperiksa pasca-kematian Gajah Yani pada Mei 2016 namun setelah mendapat perawatan, Kardit dinyatakan sembuh tiga bulan kemudian.
"Semenjak Agustus 2016 itu boleh dikatakan sudah bersih dari penyakit parasit," ujar Tony.
Walaupun kondisinya sudah dinyatakan sembuh, kata dia, bobot Kardit masih terlihat kurus jika dibandingkan dengan 10 ekor koleksi beruang madu milik Kebun Binatang Bandung.
"Berat badan tak bisa menjadi acuan hewan itu sakit. Untuk melihat sehat satwa atau tidak, bukan melihat dari bobot tubuh. Apalagi dia sudah cukup tua," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan perilaku Kardit yang memakan kotorannya sendiri, menurut Tony, merupakan hal yang wajar untuk seekor satwa liar.
"Untuk beberapa spesies, jangan bilang beruang, wajar, ada yang bersifat demikian, karena dari kotoran itu masih ada manfaatnya. Ibu atau induk selalu makan kotoran anaknya, untuk satwa liar wajar," kata dia.
Rapat pertemuan yang digelar di Kantor Pengelola Kebun Binatang Bandung, Jalan Tamansari Kota Bandung, pada Sabtu siang tersebut digelar terkait kondisi salah satu koleksi satwanya yakni seekor beruang madu yang dikabarkan kelaparan.
"Jadi proses pemeriksaan semua aspek bukan hanya Beruang (Madu) tapi juga setelah kematian Gajah Yani ada enggak progres, kemudian yang lain-lain juga kita cek semua. Rencananya Senin (23/1) sore nanti saya ke Jakarta ketemu Ibu Menteri LHK," kata Kepala Balai BKSDA Jawa Barat Sustyo Iriyono.
Menurut dia, sebelumnya BBKSDA Jawa Barat telah menerjunkan tim untuk memeriksa kondisi kesehatan seluruh satwa yang menjadi koleksi Kebun Binatang Bandung terkait adanya laporan kondisi beruang madu yang diduga kelaparan.
Ia menuturkan persoalan tentang tata kelola lembaga konservasi seperti Kebun Binatang harus terus dievaluasi guna mencegah terjadinya insiden di Kebun Binatang Surabaya.
"Jadi harapan saya, kalaupun kualitas kebun binatang tidak seperti luar negeri minimal mendekati yang layak lah. Sehingga saya tidak ingin Kebun Binatang Bandung menjadi Kebun Binatang Surabaya jilid dua, semua juga prihatin," kata dia.
Sementara itu, Sekjen Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) Tony Sumampau menambahkan kondisi Kardit, yakni Beruang Madu di Kebun Binatang Bandung yang diberitakan oleh media massa luar negeri, dalam kondisi sehat.
Toni menuturkan Beruang Madu tersebut memang sempat mengidap penyakit cacingan saat diperiksa pasca-kematian Gajah Yani pada Mei 2016 namun setelah mendapat perawatan, Kardit dinyatakan sembuh tiga bulan kemudian.
"Semenjak Agustus 2016 itu boleh dikatakan sudah bersih dari penyakit parasit," ujar Tony.
Walaupun kondisinya sudah dinyatakan sembuh, kata dia, bobot Kardit masih terlihat kurus jika dibandingkan dengan 10 ekor koleksi beruang madu milik Kebun Binatang Bandung.
"Berat badan tak bisa menjadi acuan hewan itu sakit. Untuk melihat sehat satwa atau tidak, bukan melihat dari bobot tubuh. Apalagi dia sudah cukup tua," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan perilaku Kardit yang memakan kotorannya sendiri, menurut Tony, merupakan hal yang wajar untuk seekor satwa liar.
"Untuk beberapa spesies, jangan bilang beruang, wajar, ada yang bersifat demikian, karena dari kotoran itu masih ada manfaatnya. Ibu atau induk selalu makan kotoran anaknya, untuk satwa liar wajar," kata dia.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: