Sri Mulyani ingatkan agar waspadai kebijakan protektif Donald Trump
20 Januari 2017 14:13 WIB
Dokumentasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, saat mengacungkan jempolnya ke awak media saat ia muncul di luar clubhouse utama Trump National Golf Club di Bedminster, New Jersey, Amerika Serikat, Minggu (20/11/2016). (REUTERS/Mike Segar)
Jimbaran, Bali (ANTARA News) - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan akan mewaspadai apabila Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, merealisasikan kebijakan proteksionisme di dalam negerinya.
"Apabila Presiden Trump melakukan upaya proteksionisme yang kemudian menutup pasarnya maka ini juga perlu diwaspadai Indonesia. Maka nanti kami akan lihat saja tetapi secara umum Indonesia memiliki banyak pilihan pasar yang lain," katanya usai memberikan kuliah umum di Universitas Udayana, di Jimbaran, Kabupatan Badung, Jumat.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, Kementerian Keuangan akan terus mengamati kebijakan-kebijakan Trump yang akan dilantik pada 20 Januari 2017 waktu setempat.
Apabila Trump mengambil kebijakan fiskal untuk mendorong APBN menjadi motor infrastruktur maka ekonomi AS, lanjut dia, diprediksi akan lebih kuat sehingga permintaan barang dan jasa dari negeri Adi Daya itu akan meningkat. "Itu mungkin positif bagi Indonesia," imbuhnya.
Selain itu, kerja sama positif dari sisi prospek perekonomian di AS juga akan menjadi perhatian sebagai salah satu faktor yang bisa memberi pengaruh kepada Indonesia atau tidak sama sekali.
Trump terkenal memiliki komentar kontroversial saat kampanye. Dia kondang dengan janji mendeportasi imigran, membangun tembok perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko, mencegah kaum muslim masuk wilayah Amerika Serikat dan mengancam akan "meninggalkan sekutu-sekutunya".
Komentar kontroversial saat kampanye tersebut membuat masyarakat global khawatir termasuk ekonomi yang dilanda ketidakpastian.
Trump, pengusaha properti berusia 70 tahun itu secara mengejutkan mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dalam Pemilu 2016 Amerika Serikat dengan meraih 276 suara elektoral.
"Apabila Presiden Trump melakukan upaya proteksionisme yang kemudian menutup pasarnya maka ini juga perlu diwaspadai Indonesia. Maka nanti kami akan lihat saja tetapi secara umum Indonesia memiliki banyak pilihan pasar yang lain," katanya usai memberikan kuliah umum di Universitas Udayana, di Jimbaran, Kabupatan Badung, Jumat.
Mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, Kementerian Keuangan akan terus mengamati kebijakan-kebijakan Trump yang akan dilantik pada 20 Januari 2017 waktu setempat.
Apabila Trump mengambil kebijakan fiskal untuk mendorong APBN menjadi motor infrastruktur maka ekonomi AS, lanjut dia, diprediksi akan lebih kuat sehingga permintaan barang dan jasa dari negeri Adi Daya itu akan meningkat. "Itu mungkin positif bagi Indonesia," imbuhnya.
Selain itu, kerja sama positif dari sisi prospek perekonomian di AS juga akan menjadi perhatian sebagai salah satu faktor yang bisa memberi pengaruh kepada Indonesia atau tidak sama sekali.
Trump terkenal memiliki komentar kontroversial saat kampanye. Dia kondang dengan janji mendeportasi imigran, membangun tembok perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko, mencegah kaum muslim masuk wilayah Amerika Serikat dan mengancam akan "meninggalkan sekutu-sekutunya".
Komentar kontroversial saat kampanye tersebut membuat masyarakat global khawatir termasuk ekonomi yang dilanda ketidakpastian.
Trump, pengusaha properti berusia 70 tahun itu secara mengejutkan mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dalam Pemilu 2016 Amerika Serikat dengan meraih 276 suara elektoral.
Pewarta: Dewa Wiguna
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: