Jakarta (ANTARA News) - Menyantap makanan sambil menyaksikan tingkah polah penguin, itulah konsep yang ditawarkan restoran Pingoo di mal Neo Soho, Jakarta Barat.

Begitu masuk ke dalam restoran, akuarium besar berisi enam ekor penguin langsung menyambut pengunjung.

Mereka adalah generasi ketiga dari penguin Humboldt yang dikembangbiakkan di Taman Safari Indonesia di Cisarua, Bogor.

Penguin Humboldt adalah unggas sub-tropis yang tersebar di Chile dah Peru. Unggas berukuran 56-70 sentimeter ini memiliki berat antara 3,6 hingga 5,9 kilogram.



Penguin Humboldt hidup pada suhu 18 - 25 derajat Celcius dan biasa mengonsumsi ikan selar, ikan layang dan anchovies atau sejenis teri asin sebanyak 0,6 kilogram per hari.

Dibedakan dengan gelang berwarna, para penguin bolak-balik berenang, terjun menceburkan diri hingga melompat-lompat.

Para pengunjung asyik mengamati tingkah laku menggemaskan mereka sembari mengabadikan dalam kamera atau telepon genggam masing-masing.

Nuansa putih dan biru muda dengan hiasan bernuansa laut mewarnai seisi restoran. Sesuai dengan tema restoran, seafood jadi bahan utama makanan di Pingoo.

Menu yang tersedia meliputi salad, kaserol, pasta, fish and chips hingga steak.



Kontroversi

Sebelumnya, konsep yang diusung restoran Pingoo menuai protes dari aktivis pencinta hewan.

Menurut humas Jakarta Aquarium Leo Loemanto, para penguin di restoran Pingoo adalah bagian dari Jakarta Aquarium, lembaga konservasi Ex-Situ yang melakukan aktivitas konservasi di luar habitat alami.

"Bukan dari alam liar. Semua penguin ini sudah menetas dan hidup dalam lingkungan yang ditangani manusia," kata Leo Loemanto di Jakarta, Selasa (18/1) lalu.

Jakarta Aquarium adalah lembaga konservasi yang merupakan bagian dari Taman Safari Indonesia dan bekerjasama dengan Aquaria KLCC.

"Jakarta Aquarium sudah memenuhi standar dari International Association of Zoos and Aquariums dari AS," imbuh Leo.