Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menegaskan, dia belum menerima laporan pembelian lima unit pesawat transport berat militer A400M Atlas buatan Airbus Defence.




“Saya belum dapat laporan. Jadi untuk A400M, saya waktu itu sudah sampaikan dan presiden tidak setuju,” kata dia, seusai Rapat Pimpinan TNI 2017, di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis petang.




Dia juga katakan, alasan ketidaksetujuan itu juga dipicu belum ada kepastian penyebab kejatuhan satu unit A400M Atlas di Sevilla pada Mei 2015. Kecelakaan itu menyebabkan personel uji terbang yang mengawaki tewas.




Kabar soal kesepakatan Indonesia membeli lima unit A400M Atlas diberitakan www.janes.com, Kamis, dengan nilai kontrak pembelian 2 miliar dolar Amerika Serikat. Menurut situs itu, adalah TNI AU yang akan menjadi operatornya.




Sejauh ini terdapat dua skuadron angkut berat TNI AU, yaitu Skuadron Udara 31 TNI AU yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta (C-130H Hercules) dan Skuadron Udara Utama TNI AU Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur (C-130B Hercules).




Sejak lama sebetulnya TNI AU ingin menguatkan skuadron udara angkut berat ini. AURI (kemudian menjadi TNI AU) adalah operator pertama C-130 Hercules di belahan selatan Bumi, bahkan jauh sebelum Australia menjadi operatornya.