Pandeglang (ANTARA News) - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sugiharto, mengatakan bahwa penyelesaian pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) II Banten-Labuan harus tepat pada Oktober 2009, sehingga kapasitas listrik 2X300 megawatt dapat segera disalurkan. "Pembangunan ini diharapkan selesai sebelum Oktober 2009 serta tepat harga, jumlah dan kualitas," katanya saat meresmikan pembangunan proyek tersebut di Pandeglang, Banten, Sabtu. Ia mengatakan, pembangunan PLTU tersebut merupakan bagian dari keseluruhan rencana program percepatan pembangunan pembangkit listrik non Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kapasitas 10 ribu megawatt. Di provinsi Banten, lanjut dia, selain PLTU II Banten Labuan juga akan dibangun PLTU I Banten dengan kapasitas 1X600-700 megawatt di Suralaya (Cilegon) dan PLTU III dengan kapasitas 3X300-400 megawatt di Teluk Naga (Tangerang). Sugiharto menjelaskan, kapasitas listrik dari ketiga PLTU di Banten yang sebesar 2.100-2.700 megawatt tersebut merupakan 10 persen dari total proyek pembangunan pembangkit listrik dengan kapasitas 10 ribu megawatt. "Banten memiliki potensi besar dengan pembangunan tiga PLTU ini Banten mendapatkan porsi terbesar dibanding provinsi yang lain," katanya. Pada acara yang juga dihadiri oleh Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiah, Dirut PLN Eddi Widiono dan Bupati Pandeglang Achmad Dimyati itu, Sugiharto juga meminta pemerintah daerah ikut mengawasi pembangunan PLTU tersebut dan mencegah timbulnya masalah teknis yang dapat menggangu kelancaran pelaksanaan pembangunannya. Sementara Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan proyek pembangunan PLTU itu memiliki nilai investasi yang mahal yakni 500 juta dolar AS atau sekitar Rp4,5 triliun. Pembangunan PLTU itu, kata dia, diharapkan dapat menaikkan rasio elektrifikasi di Banten yang saat ini baru mencapai 52 persen. "Harus bisa lebih dari itu. Saat ini kapasitas pembangkit listrik kita 26 ribu megawatt dan akan kita kebut dengan program 10 ribu megawatt. Jika ditambah dengan listrik swasta maka akan ada tambahan 10-15 ribu megawatt," katanya. Pembangunan PLTU II Banten itu, katanya, dilakukan dengan proses Engineering Procurement Construction (EPC) dimana kontrak yang dimulai dari tahap desain sampai konstruksi didanai dan dilaksanakan oleh kontraktor. Setelah kontraktor menyelesaikan pekerjaannya, ia melanjutkan, sarana itu akan diserahkan kepada PLN dan PLN selanjutnya harus membayar angsuran kepada kontraktor selama jangka waktu tertentu. Kontraktor EPC Banten adalah konsorsium Chengda Engineering Corporation of China dan PT Truba Jurong Engineering dengan sub kontraktor nasional PT Wijaya Karya. Ia menambahkan bahwa pembangunan PLTU tersebut juga dilakukan untuk meningkatkan kapasitas terpasang dan daya mampu pembangkit di Jawa-Bali serta memenuhi pertumbuhan beban listrik sebesar enam persen per tahun. (*)