Presiden Jokowi diharapkan hadiri Peringatan 10 tahun Kamisan
18 Januari 2017 18:01 WIB
Polisi berjaga saat Jaringan Solidaritas Korban Untuk Keadilan (JSKK) melakukan aksi Kamisan ke-475 di depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (5/1/2017). Aksi tersebut meminta Presiden Joko Widodo menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.) ()
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo diharapkan bisa menghadiri acara Peringatan 10 Tahun Aksi Kamisan yang akan digelar Kamis (19/1) besok di depan Istana Merdeka, Jakarta.
Kamisan, aksi diam yang digelar anggota keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di depan Istana Merdeka setiap Kamis sore, sudah genap berusia 10 tahun pada hari ini.
"Kami harap Presiden Jokowi hadir dalam aksi Kamisan. Kami berharap beliau datang langsung dan mendengar tuntutan masyarakat dan korban," ujar Feri Kusuma, Kepala Divisi Pemantauan Impunitas KontraS sekaligus koordinator Peringatan 10 Tahun Kamisan kepada ANTARA News di Jakarta.
Maria Katarina Sumarsih, ibunda Benardinus Realino Norma Irawan (Wawan), mahasiswa Universitas Atma Jaya Jakarta yang meninggal dalam peristiwa Semanggi I juga mengharapkan kehadiran pemerintah pada aksi yang pertama kali digelar pada Kamis 18 Januari 2007 itu.
Untuk acara besok, pihak penyelenggara Peringatan 10 Tahun Kamisan dari Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) dan Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) akan menggelar aksi satu jam lebih awal dari biasanya pukul 16.00 WIB.
Feri mengatakan aksi bungkam Kamisan akan tetap digelar selama 20 menit, namun setelahnya akan ada refleksi serta penampilan dari seniman dan orasi dari tokoh HAM.
"Aksi akan digelar lebih awal, pukul 15.00 sampai 17.00 WIB. Tradisi diam 20 menit akan ada seperti biasa dilanjutkan refleksi, orasi dan penampilan dari teman seniman," kata Feri.
Seniman yang akan hadir adalah grup band beraliran punk, Marjinal, Simponi, dan penampilan dari Ciliwung Merdeka.
"Akan ada tokoh yang hadir, namun saya belum bisa mengonfirmasi nama," kata Feri.
Aksi bungkam dan mematung di depan istana menggunakan payung hitam sebagai simbol duka, perlindungan dan keteguhan hati, yang digelar besok adalah aksi Kamisan yang ke-477.
(Baca juga: Jelang 10 tahun aksi Kamisan, apa harapan mereka?)
Kamisan, aksi diam yang digelar anggota keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di depan Istana Merdeka setiap Kamis sore, sudah genap berusia 10 tahun pada hari ini.
"Kami harap Presiden Jokowi hadir dalam aksi Kamisan. Kami berharap beliau datang langsung dan mendengar tuntutan masyarakat dan korban," ujar Feri Kusuma, Kepala Divisi Pemantauan Impunitas KontraS sekaligus koordinator Peringatan 10 Tahun Kamisan kepada ANTARA News di Jakarta.
Maria Katarina Sumarsih, ibunda Benardinus Realino Norma Irawan (Wawan), mahasiswa Universitas Atma Jaya Jakarta yang meninggal dalam peristiwa Semanggi I juga mengharapkan kehadiran pemerintah pada aksi yang pertama kali digelar pada Kamis 18 Januari 2007 itu.
Untuk acara besok, pihak penyelenggara Peringatan 10 Tahun Kamisan dari Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) dan Komisi Untuk Orang Hilang Dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) akan menggelar aksi satu jam lebih awal dari biasanya pukul 16.00 WIB.
Feri mengatakan aksi bungkam Kamisan akan tetap digelar selama 20 menit, namun setelahnya akan ada refleksi serta penampilan dari seniman dan orasi dari tokoh HAM.
"Aksi akan digelar lebih awal, pukul 15.00 sampai 17.00 WIB. Tradisi diam 20 menit akan ada seperti biasa dilanjutkan refleksi, orasi dan penampilan dari teman seniman," kata Feri.
Seniman yang akan hadir adalah grup band beraliran punk, Marjinal, Simponi, dan penampilan dari Ciliwung Merdeka.
"Akan ada tokoh yang hadir, namun saya belum bisa mengonfirmasi nama," kata Feri.
Aksi bungkam dan mematung di depan istana menggunakan payung hitam sebagai simbol duka, perlindungan dan keteguhan hati, yang digelar besok adalah aksi Kamisan yang ke-477.
(Baca juga: Jelang 10 tahun aksi Kamisan, apa harapan mereka?)
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017
Tags: